Dalam kisah terdahulu diceritakan Nabi
Yusuf pernah diceburkan oleh para saudara ke dalam sumur karena rasa iri. Atas
izin Allah SWT, Yusuf diselamatkan oleh sekumpulan musafir yang ingin mengambil
air sumur untuk menghilangkan dahaga akibat menempuh perjalanan panjang.
Musafir tersebut menjadikan Yusuf sebagai barang dagangan, dan menjualnya di
Mesir. Kemudian Yusuf dibeli oleh salah satu menteri Mesir bernama Aziz dengan
beberapa dirham saja.
Sesampainya
di rumah, menteri tersebut bersama istrinya Zulaikha sepakat menjadikan Yusuf
sebagai anak angkat. Sehari-hari Yusuf membantu Zulaikha membersihkan rumah.
Keluarga Aziz sudah menganggap Yusuf
sebagai bagian dari keluarga sendiri. Memasuki usia dewasa, Allah SWT
menganugerahi ketampanan dan keluasan ilmu pengetahuan. Karena ketampanan
itulah, membuat Nabi Yusuf didera fitnah oleh Zulaikha sampai akhirnya Nabi
Yusuf masuk penjara. Dalam perkembangannya, sang menteri menyadari jika semua
yang dituduhkan kepada Nabi Yusuf adalah kebohongan. Namun, ketika diberi
kebebasan oleh sang menteri, Nabi Yusuf lebih memilih tinggal di penjara untuk
menjaga dirinya dari fitnah.
Di
Penjara inilah Nabi Yusuf bertemu dengan kepala bagian minuman raja, Nabo, dan
kepala bagian makanan raja, Malhab. Karena suatu kesalahan, keduanya harus
mendekap dalam penjara bersama Nabi Yusuf. Alasan kedua orang tersebut masuk ke dalam penjara
karena tukang memberi minum raja dan tukang masak raja telah menerima perintah
dari raja Roma dengan tugas memberi racun dalam makanan dan minuman raja
Royyaan.
Tukang masak menerima perintah tersebut. Sementara itu tukang memberi air
raja menolak tawaran raja Roma, dan melaporkan kepada raja tentang
pengkhianatan yang dilakukan oleh tukang masak. Namun tukang memberi air juga
dimasukkan ke dalam penjara bersama dengan tukang masak tadi.
Mereka berada di penjara lebih kurang selama tiga hari. Di dalam penjara,
mereka berdua melihat Nabi Yusuf a.s suka membuat penilaian tentang mimpi.
Untuk mencoba kebenaran tafsiran atau penilaian Yusuf a.s mereka mengatakan
seakan akan mereka bermimpi, padahal sesungguhnya mereka hanya berbohong.
Sebagian ulama mengatakan bahwa tukang memberi minum raja memang
betul-betul bermimpi sedangkan tukang masak tidak bermimpi sama sekali. Tukang
memberi minum raja berkata: “Aku bermimpi
seakan-akan melihat ada tiga buah bekas atau mangkuk dari emas, aku memerah
anggur dan memasukkan ke dalam bekas itu. Lalu aku buat khamar dan aku berikan
kepada raja Royyaan.”
Tukang masak raja berkata pula: “Aku
bermimpi seakan akan diriku sedang memikul satu bakul roti di atas kepalaku,
dan burung-burung memakan roti tersebut.”Kemudian Nabi Yusuf as meramal
mimpi keduanya. Beliau berkata: “Wahai
kedua temanku, adapun salah seorang di antara kamu akan memberikan minuman
untuk tuannya dengan khamar, adapun yang seorang lagi ia akan di salib.”
Setelah Nabi Yusuf a.s selesai meramalkan mimpi mereka, berkata salah seorang
di antara mereka: “Sesungguhnya saya
tidak bermimpi.’ Maka Nabi Yusuf menjawab: “ Telah aku ramal mimpimu dan
bahkan telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Firman Allah SWT maksudnya:
“Telah diputuskan perkara yang kamu berdua tanyakan kepadaku.”(Yusuf: 41)
Tidak beberapa lama setelah itu, maka pegawai-pegawai raja membawa tukang masak
tersebut, kemudian mereka menyalibnya. Setelah tukang masak tersebut disalib,
maka tinggallah tukang memberi minum raja di penjara selama tiga hari. Kemudian
datang utusan raja membawanya keluar dari dalam penjara, dia diberi pakaian
indah, lalu dibawa kepada raja dengan segala kehormatan.
Jibril memberi peringatan kepada Nabi Yusuf as
Ketika tukang memberi minum raja tersebut keluar, Nabi Yusuf sempat berkata: “Jelaskanlah keadaanku ini kepada tuanmu.” KetikaYusuf
berkata demikian, maka gunung-gunung pun bergoncang dan turunlah Jibril a.s
serta berkata:
“Wahai Yusuf
sesungguhnya Allah SWT bertanya kepadamu: Siapakah yang menjadikan rasa cinta
di dalam hati Ya’kub terhadapmu?”
Yusuf menjawab; “Tuhanku”.
Jibril bertanya: “ Siapakah yang menyelamatkan
dirimu dari tipu daya saudara-saudaramu?”
Yusuf menjawab; “Tuhanku.”
Jibril bertanya: “ Siapakah yang telah
memeliharamu di dalam penjara?”
Yusuf menjawab; “Tuhanku”.
Jibril bertanya lagi: “ Siapakah yang
menjadikan rasa suka Zulaikha terhadapmu?”
Yusuf menjawab; “Tuhanku”.
Kemudian Jibril bertanya: “ Siapa pula
yang telah menyelamatkan dirimu dari tipu daya Zulaikha?”
Yusuf menjawab; “ Tuhanku.”
Selanjutnya Jibril berkata: “Wahai Yusuf,
sesungguhnya Allah SWT telah membuat kebaikan ini untukmu. Maka di manakah
engkau melihat tidak mempunyai Allah, sehingga engkau meminta pertolongan
kepada yang lain? Wahai Yusuf, dulu bapakmu Ibrahim a.s tidak mau meminta
tolong kepada Jibril ketika ia akan dilemparkan ke dalam api oleh Namruz.”
Ketika itu aku berkata kepadanya: “Apakah engkau memerlukan pertolongan wahai
Ibrahim?”
Kemudian Ibrahim menjawab: “
Kepadamu, aku tidak meminta pertolongan.”
Begitu pula bapakmu Ismail, ia tidak meminta pertolongan apa pun kepada ayahnya
Ibrahim, ketika ia akan dikorbankan. Namun ia hanya berkata: “Insya Allah engkau akan memperoleh aku
termasuk golongan orang-orang yang sabar.”
“Tetapi engkau wahai
Yusuf baru saja tiga hari berada di dalam penjara, sudah tidak sabar, sehingga
engkau minta pertolongan kepada raja.”
Maka bersujudlah Nabi Yusuf a.s. kepada Allah SWT, dan menangis selama
empat puluh hari. “Ya Allah, demi
kehormatan bapakku Ibrahim a.s dan Ismail a.s dan Ishak a.s serta demi ayahku
Ya’kub a.s kasihanilah aku dan ampunkanlah kesalahanku.”
Maka turunlah Jibrail a.s menemui Nabi Yusuf a.s dan berkata: “Sesungguhnya Allah SWT berfirman: “Aku
telah memaafkanmu, akan tetapi Allah beri engkau hukuman dengan tinggal di
dalam penjara selama tujuh tahun lagi.”
Karena dianugeri mukjizat dari Allah,
Nabi Yusuf dapat menerjemahkan mimpi mereka dengan tepat. Maka Nabi Yusuf
terkenal sebagai penafsir mimpi yang handal di penjara. Sambil menerjemahkan
mimpi mereka, Nabi Yusuf kemudian berdakwah kepada mereka mengajak untuk
beriman kepada Allah SWT.
Mengurai tafsir
mimpi Raja
Setelah beberapa tahun Nabi Yusuf
tinggal di penjara, pada suatu malam raja Mesir bernama Amenhotep IV, bermimpi
mengenai tujuh ekor sapi dan tujuh butir gandum. Allah SWT mengabadikan mimpi
raja itu dalam surrah Yusuf ayat 43-44.
Raja gelisah dengan mimpinya tersebut,
sehingga mengumpulkan para pembesar, penasehat dan para hakim mesir yang sengaja diundang
oleh Raja untuk membahas tentang mimpi yang sangat memusingkan dan menakutkan
hatinya. Dalam mimpinya Ia seakan-akan melihat tujuh ekor sapi betina yang
kurus-kurus. Disamping itu ia melihat pula tujuh butir gandum hijau disamping
tujuh butir yang lain kering. Namun tak seorangpun dari para pembesar
keraja'an yang di undang itu mampu meramal tentang mimpi Raja ,bahkan sebagian
dari mereka menganggapkannya sebagai mimpi biasa atau bunga tidur ,dan
menyarankan kepada Raja untuk melupakan saja mimpi itu dan membuangnya
jauh-jauh di dalam fikirannya.
Siang malam raja memperintahkan kepada
bawahannya untuk mencari orang pintar yang sanggup menafsirkan mimpinya
tersebut. Hingga akhirnya Nabo teringat kepada Nabi Yusuf yang memiliki
keahlian penafsir mimpi.
Ia lalu memberanikan diri menghadap sang Raja dan
berkata:" Wahai Paduka Tuanku..! Hamba mempunyai seorang kenalan di dalam
penjara yang pandai menafsirkan mimpi. Ia orang yang pintar, ramah dan berbudi
pekerti luhur. Ia tidak berdosa dan tidak melakukan kesalahan apa pun. Ia
dipenjara hanya karena fitnah dan tuduhan palsu belaka. Ia telah memberi tafsir
mimpi hamba sewaktu hamba berada dalam penjara bersamanya dan ternyata apa yang
di ramalnya mengenai mimpi hamba tepat dan benar sesuai dengan apa yang
hamba alami. Jika Paduka berkenan, hamba akan pergi mengunjunginya di penjara
untuk menanyakan tentang mimpi Paduka."
Raja
pun menyetujui usulan tersebut, berjalanlah Nabo ke penjara tempat Nabi Yusuf
ditahan.
Setelah mendengar cerita mimpi raja, Nabi Yusuf lalu menguraikan tafsir tentang mimpi
sang Raja:" Negara akan menghadapi masa makmur, subur selama tujuh tahun,
yang mana tumbuh-tumbuhan dan semua tanaman gandum, padi dan sayur mayur akan
mengalami masa panen yang baik dan membawa hasil bumi berlimpah-ruah, kemudian
akan terjadi musim kemarau panjang selama tujuh tahun ,berikutnya dimana sungai
Nil tak lagi mengalirkan air yang cukup untuk mengairi ladang-ladang yang
kering, tumbuh-tumbuhan dan tanaman rusak diserang hama sedang persediaan bahan
makanan, hasil panen di tahun-tahun sebelumnya sudah habis dimakan. Akan
tetapi, Nabi Yusuf melanjutkan keterangannya, setelah mengalami kedua musim
tujuh tahun itu akan tibalah tahun basah di mana hujan akan turun dengan
lebatnya menyirami bumi yang kering dan kembali menghijau ,hasil bumi melimpah
ruah kembali " Maka jika ramalanku
ini menjadi kenyataan ," Nabi Yusuf berkata lebih lanjut," seharusnya
kamu menyimpan baik-baik apa yang dihasilkan dalam tahun-tahun subur, serta
berhemat dalam pengguna'annya untuk persiapan menghadapi masa kering, agar
supaya terhindar dari bencana kelaparan dan kesengsaraan." Setelah Raja mendengar
penjelasan dari pelayan dan apa yang diceritakan oleh Nabi Yusuf tentang
mimpinya, merasa sangat puas sangat masuk akal dan dapat dipercayai bahwa apa
yang telah diramalkan oleh Yusuf akan menjadi kenyataan. Ia memperoleh kesan
bahwa Yusuf yang telah memberi tafsir mimipi yang tepat itu adalah seorang yang
pandai dan bijaksana dan akan sangat berguna bagi negara jika ia ditempatkan di
istana menjadi penasihat dan pembantu kerajaan. Maka disuruhnya kembali si
pelayan ke penjara untuk membawa Yusuf menghadap kepadanya di istana.
Keluar dari penjara
dan dianggkat menjadi petinggi negara
Nabi Yusuf yang sudah cukup hidup menderita
sebagai orang tahanan yang tak berdosa, dan ingin segera keluar dari penjara
yang mencekam hatinya itu, namun ia enggan keluar dari penjara sebelum masalah
dengan isteri menteri diluruskan terlebih dahulu dan sebelum tuduhan serta
fitnahan yang di tuduhkan atas dirinya . Nabi Yusuf ingin keluar dari penjara
sebagai orang yang suci bersih dan terbebas dari semua tuduhan ,fitnahan dan
tipu-daya yang bertujuan menutupi dosa istri menterinya sendiri.
Raja Mesir yang sudah banyak mendengar tentang Nabi
Yusuf dan terkesan oleh kepiawaian mengurai arti mimpi secara rinci dan jelas,
makin merasa hormat kepadanya, mendengar tuntutannya agar diselesaikan lebih
dahulu soal tuduhan dan fitnahan yang dituduhkan atas dirinya sebelum ia
dikeluarkan dari penjara. Hal ini menandakan kejujuran, kesucian hati dan
kebesaran jiwanya bahwa ia tidak ingin dibebaskan atas dasar pengampunan tetapi
ingin dibebaskan karena ia bersih dan tidak bersalah serta tidak berdosa. Tuntutan
Nabi Yusuf diterima oleh Raja Mesir dan segera dikeluarkan perintah
mengumpulkan para wanita yang telah menghadiri jamuan makan di rumah Zulaikha
dan yang ujung jari tangannya teriris ketika melihat Nabi Yusuf. Di hadapan
Raja mereka menceritakan tentang apa yang terjadi dalam jamuan makan itu
,serta percakapan dan yang mereka lakukan dengan Nabi Yusuf. Mereka menyatakan
dan menerangkan tentang diri Nabi Yusuf, bahwa ia seorang yang jujur, soleh,
bersih dan bukan pula dia yang salah dalam hal antara Nabi Yusuf dengan
Zulaikha. Zulaikha pun dalam pertemuan itu mengakui bahwa memang dialah yang
bersalah, karena telah menggoda Nabi Yusuf ,dan diapulalah yang menyuruh
suaminya agar memenjarakan Yusuf untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa
dialah yang salah dan dialah yang memperkosa kehormatannya.
Hasil pertemuan Raja dengan para wanita itu di umumkan
agar diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat dan dengan demikian terungkaplah
tabir yang meliputi Yusuf dan Zulaikha. Maka atas, perintah Raja,
dikeluarkanlah Nabi Yusuf dari penjara secara hormat, bersih dan bebas dari
segala tuduhan. Setelah mengetahui kebenaran dari fitnah yang menimpa Yusuf,
kemudian raja memberikan kedudukan istimewa di kerajaan.
Namun Yusuf menolak, dia merasa
dirinya hanya memiliki pengetahuan pada bidang keuangan, untuk itu Yusuf
mengajukan diri untuk menjadi bendahara Mesir. Permintaan Yusuf kemudian
disetujui raja. Selama tujuh tahun menjabat sebagai bendahara Mesir, Nabi Yusuf
memanfaatkannya untuk memperbanyak persediaan gandum di gudang. Itu dilakukan
karena Yusuf mengetahui kebenaran dari mimpi raja. Benar saja, ketika tujuh
tahun pertama lewat, penduduk Mesir dan sekitarnya menghadapi musim panas yang
mencekik. Tidak ada air di sepanjang sungai, cuaca panas menyengat. Namun semua
itu berhasil dilewati penduduk Mesir, karena peran Nabi Yusuf dalam memimpin.
oooOOOooo