Disuatu
pagi yang cerah abu nawas mendapati beberapa orang pengawal istana bertubuh
tegap berdiri didepan rumahnya. Semua pengawal istana tersebut memakai baju
perang lengkap dengan kuda-kuda yang berbaris rapi. Melihat pemandangan yang
tak biasa didepan rumahnya tersebut, abu nawaspun bertanya kepada salah satu
pengawal istana.
“Ada
apakah gerangan kalian para pengawal istana di pagi hari ini sudah berada
dirumahku.” Kata abu nawas.
“kami
kesini atas perintah baginda Raja untuk mengundangmu ke istana,” tutur salah
seorang pengawal.
Dengan
rasa penasaran, Abu nawas bergegas masuk kedalam untuk minta ijin berganti
pakaian dan berpamitan dengan istrinya. Tak lama kemudian, Abu Nawas bersama
para pengawal menuju istana untuk menemui Raja.
Baginda
raja didalam istana sudah menunggu lama kedatangan Abu Nawas. Dirinya sudah
menyiapkan seekor keledai untuk dihadiahkan kepada Abu Nawas.entah apa yang ada
dibenak baginda Raja sehingga beliau akan memberikan seekor keledai kepada Abu
Nawas. Beberapa saat kemudian Abu Nawas tiba diistana. “kemari wahai Abu Nawas
yang dipuja masyrarakat. Dirimu akan ku beri sebuah hadiah,”tutur sang raja.
Abu nawaspun nampak sumringah mendengar pernyataan baginda.
“hadiah
apa yang hendak Baginda Raja berikan padaku? Dan atas dasar apa Yang Mulia
memberikannya kepadaku?” tanya Abu Nawas yang kali ini merasa sada sesuatu yang
aneh. “engkau akan ku beri seekor keledai dan ajari keledai itu untuk membaca.
Dalam dua minggu, datanglah kembali kemari dan kita lihat hasilnya,” kata
baginda raja.
Abu
nawas lantas kebingungan dengan permintaan baginda raja yang rasanya sangat
tidak mungkin untuk mengajar seekor keledai untuk membaca . manurutnya, manusia
diciptakan di bumi ini sebagai makhluk yang paling cerdas. “tak mungkin seekor
keledai bisa membaca, bagaimana mungkin dapat mengajari keledai membaca?” tanya
Abu nawas dalam hati.
Tak terasa,
dua minggu berlalu, Abu nawaspun kembali ke istana sesuai permintaan Baginda
Raja sambil menggiring seekor keledai. Sesampainya dihadapan baginda raja,
tanpa banyak bicara, baginda raja lantas
menunjuk ke sebuah buku besar. Abu nawas menggiring keledainya ke buku
itu, dan membuka sampilnya. Si keledai menatap buku itu, dan tak lama kemudian
mulai membalik halamannya dengan lidahnya. Terus menerus. Dibaliknya setiap
halaman sampai halaman akhir. Setelah itu si keledai menatap abu nawas.
“demikianlah
keledaiku sudah bisa membaca,”kata abu nawas.
Bagaimana
caramu mengajari dia membaca?” tanya baginda raja.
Abu
nawas bercerita bahwa sesampainya dirumah, dirinya menyiapkan lembaran-lembaran
besar mirip buku, dan disisipkannya biji gandum didalamnya. Keledai itu harus
belajar membalik-balik halaman agar bisa memakan biji-biji gandum itu, sampai ia
terlatih betul untukm membalik-balik halaman buku dengan benar.
“tapi,
bukankah keledai itu tidak mengerti apa yang dibacanya?” tanya baginda raja
yang masih tidak puas dengan jawaban Abu nawas.
“memang
demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti
isinya. Kalau kita membuka buku-buku tanpa mengerti isinya,maka kitapun akan
disamakan dengan seekor keledai, bukan?” jawab abu nawas yang membuat Raja dan
para tamunya tercengang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar