Kita memang sering mendengar kisah Nabi Ayyub a.s,
namun sangat jarang diceritakan. tentang istrinya, istri yang sangat setia ini,
tetap teguh pendirian. Kali ini aku sengaja mengajakmu untuk lebih menyelami
sikap seorang wanita sejati yang memiliki kesabaran dan kestiaan yang sangat
tinggi. Yang tentunya bisa dijadikan sebagai pedoman utama dalam kehidupanmu di
dunia ini. Demi kehidupan akherat yang lebih mulia dan di ridhai-Nya. Dialah
istri Nabi Ayyub a.s, Rahmah binti Ifrayin
Berikut Kisahnya.
Salah satu
wanita yang diceritakan dalam Al Qur'an, adalah Rahmah binti Ifrayin, cucu dari
Nabi Yusuf a.s dan istri dari Nabi Ayyub a.s. Sebagai anak yang terlahir dari
keturunan Nabi, Rahmah memiliki pribadi yang mulia. Terlebih lagi ia diperistri
oleh Nabi Ayyub a.s. Namun meski demikian, iblis tidak terima, tidak
menghendaki apabila Rahmah berlaku baik pada suaminya.
Waktu itu,
Rahmah menjalani hidup seolah dalam kesempurnaan. Ia bergelimang harta
kekayaan, anak yang banyak dan memiliki suami yang diangkat oleh Allah SWT
sebagai salah satu Nabi-Nya. Itulah yang membuatnya selalu bersyukur dan
semakin tekun beribadah.
Namun, Allah SWT memiliki rencana lain terhadap Rahmah dan keluarganya. Suatu saat harta kekayaannya habis terbakar sehingga hiduplah Rahmah dalam kemiskinan. Akan tetapi itu tidak membuat keimanan Rahmah goyah, malah ia bisa bersabar dan meyakini bahwa segala sesuatu yang dia miliki, pada hakikatnya adalah milik Allah SWT.
Ujian dari Allah SWT.
Namun, Allah SWT memiliki rencana lain terhadap Rahmah dan keluarganya. Suatu saat harta kekayaannya habis terbakar sehingga hiduplah Rahmah dalam kemiskinan. Akan tetapi itu tidak membuat keimanan Rahmah goyah, malah ia bisa bersabar dan meyakini bahwa segala sesuatu yang dia miliki, pada hakikatnya adalah milik Allah SWT.
Ujian dari Allah SWT.
Allah SWT
terus menguji keimanan Rahmah.
Semua
anaknya tiba-tiba meninggal dunia dalam waktu yang relatif singkat. Awalnya
Rahmah merasa sedih, namun ia dengan cepat bangkit dan meyakini jika anak
adalah titipan Allah SWT semata. Ia pun semakin rajin beribadah.
Ujian
berikutnya datang, suaminya mengalami sakit aneh dan menular. Akibatnya,ia dan
suaminya diisolasi dan dikucilkan oleh warga karena takut tertular penyakit.
Rahmah pun dengan ikhlas menggendong suaminya dan berjuang mencari nafkah untuk
kehidupan mereka. Ia telah menunjukkan diri sebagai wanita yang setia dalam
mendampingi suaminya, baik dalm keadaan suka maupun duka.
Suatu ketika keadaan Rahmah semakin lemah dan
kekayaannya pun semakin menipis hingga ia bekerja pada orang lain untuk dapat
memberi makan suaminya serta bisa mengobatinya. Ia tetap sabar dan tabah dengan
peristiwa yang menimpanya dan dengan hilangnya semua kekayaan, anak dari
sisinya serta penderitaan yang datang bertubi-tubi setelah sebelumnya ia
benar-benar merasakan banyak kenikmatan dan kemuliaan.
Untuk penghidupannya, Rahmah bekerja memotong-motong
roti pada seorang pedagang roti. Setiap petang, dia pulang mendapatkan
suaminya, dengan membawa beberapa potong roti yang telah dihadiahkan orang
kepadanya. Tetapi setelah orang ramai tahu bahwa dia itu adalah istri Nabi
Ayyub AS, maka pedagang roti itu pun tidak mengizinkannya bekerja lagi sebagai
tukang potong roti.
Dalam ketidakpunyaan itu, Rahmah tetap berjuang
mencari pekerjaan untuk penghidupan mereka. Namun meski telah berusaha, tidak
ada orang yang mau menerimanya bekerja, karena mereka mengetahui ia adalah
istri Nabi Ayyub AS, sehingga mereka khawatir akan tertular. Dan ketika ia
tidak mendapatkan seorang pun yang mau menerimanya bekerja, maka ia pun menjual
salah satu dari kepangan rambutnya kepada beberapa puteri orang-orang terhormat
untuk di tukar dengan makanan yang enak lagi banyak. Lalu ia membawa makanan
itu kepada Nabi Ayyub AS, maka Nabi Ayyub AS bertanya, ”Dari mana kamu dapatkan
makanan ini?” Dan bahkan ia menolak memakannya. Lalu istrinya pun menjawab;
”Aku bekerja pada beberapa orang”
Dan keesokan harinya, ia tidak juga mendapatkan orang
yang mau menerimanya bekerja, lalu ia menjual kepangan rambutnya yang satu lagi
dan menukarnya dengan makanan. Setelah ia bawa kepada Nabi Ayyub AS, maka beliau
pun menolak dan bersumpah tidak akan memakannya sampai ia memberi tahu dari
mana makanan itu di peroleh. Kemudian istrinya membuka penutup kepalanya, dan
ketika melihat kepala istrinya tidak berambut, Ayyub AS berucap; “Ya Tuhanku,
sesungguhnya aku telah di timpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha
Penyayang di antara semua penyayang.”
Pada suatu hari ada seorang kakek yang datang ke rumahnya.
"Wahai Rahmah, apakah engkau menginginkan suamimu sembuh," kata kakek itu.
"Iya,
aku ingin suamiku sembuh dari penyakit anehnya, apakah yang bisa saya lakukan
demi kesembuhan suamiku?" tanya Rahmah.
"Kalau begitu, suruh suamimu sujud kepadaku, maka suamimu akan sembuh,bahkan kamu akan kaya kembali," jawab kakek itu.
Rahmah sempat bingung dengan pernyataan kakek itu, namun karena imannya kuat, dia tidak mau bersujud, karena kita bersujud hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa saja, pikirnya dalam hati. Setelah ditolak, kemudian Rahmah menceritakan kejadian tersebut kepada suaminya yang sedang terbaring lemah.
"Kalau begitu, suruh suamimu sujud kepadaku, maka suamimu akan sembuh,bahkan kamu akan kaya kembali," jawab kakek itu.
Rahmah sempat bingung dengan pernyataan kakek itu, namun karena imannya kuat, dia tidak mau bersujud, karena kita bersujud hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa saja, pikirnya dalam hati. Setelah ditolak, kemudian Rahmah menceritakan kejadian tersebut kepada suaminya yang sedang terbaring lemah.
Mendengar
cerita istrinya, Nabi Ayyub terlihat tidak suka, ia menjeaskan bahwa kakek tua
itu adalah jelmaan iblis yang hendak mengubah keyakinannya. Dan karena
mendengar ketidaksukaan itu, Nabi Ayyub bersumpah untuk memukul Rahmah dengan
seratus kali pukulan jika ia sembuh kelak.
Nabi Ayyub Sembuh.
Karena
keteguhan suami istri ini dalam hal keyakinan, akhirnya Allah SWT memberikan
kesembuhan kepada Nabi Ayyub a.s. Nabi Ayyub sembuh total seperti sedia kala.
Suatu hari,
ketika Rahmah pulang dari bekerja, ia mendapati orang asing yang tengah shalat
di dalam rumahnya. Rahma pun terperanjat kaget sembari menunggu lelaki
misterius itu selesai shalat.
"Wahai orang asing, siapa dirimu dan apa tujuanmu datang ke rumahku?" tanya Rahmah penuh waspada siapa tahu orang itu adalah jelmaan iblis lagi.
"Wahai orang asing, siapa dirimu dan apa tujuanmu datang ke rumahku?" tanya Rahmah penuh waspada siapa tahu orang itu adalah jelmaan iblis lagi.
Laki-laki
itu menoleh dengan senyuman yang manis.
"Akulah suamimu," jawab lelaki itu penuh wibawa.
"Akulah suamimu," jawab lelaki itu penuh wibawa.
"Tidak
mungkin...meskipun kamu mirip suamiku, namun saat ini suamiku tengah sakit
keras, mustahil kamu adalah suamimu," kata Rahmah yang mencoba meneliti
orang tersebut.
"Demi
Allah SWT, wahai istriku, sayalah suamimu, Allah SWT telah memberikan
kesembuhan kepadaku," kata Nabi Ayyub meyakinkan.
Akhir yang Bahagia.
Setelah meneliti dan yakin kalau
orang yang ada di hadapannya itu adalah suaminya, Rahmah pun segera berlari dan
memeluk Nabi Ayyub a.s. Ia kemudian bersyukur kepada Allah SWT.
Dalam keadaan penuh bahagia itu,
Nabi Ayyub kemudian teringat akan sumpahnya untuk memukul istrinya sebanyak
seratus kali bila sembuh. Setelah mengutarakannya kepada Rahmah, istrinya itu
pun tidak merasa keberatan dan siap menerima pukulan dari suaminya.
Bersamaan dengan itu, turunlah wahyu Allah SWT kepada Nabi Ayyub a.s agar melakukan sumpahnya dengan penuh rasa sayang dalam memukul. Allah SWT menyuruh Nabi Ayyub a.s memukul isrtinya dengan pelan, dengan menggunakan seikat rumput lembut yang berjumlah seratus. Dengan demikian Nabi Ayyub tetap bisa melaksanakan sumpahnya, serta Rahmah tak merasakan sakit atas sumpah suaminya itu.
Bersamaan dengan itu, turunlah wahyu Allah SWT kepada Nabi Ayyub a.s agar melakukan sumpahnya dengan penuh rasa sayang dalam memukul. Allah SWT menyuruh Nabi Ayyub a.s memukul isrtinya dengan pelan, dengan menggunakan seikat rumput lembut yang berjumlah seratus. Dengan demikian Nabi Ayyub tetap bisa melaksanakan sumpahnya, serta Rahmah tak merasakan sakit atas sumpah suaminya itu.
Subhanallah...Allah menujukkan rasa
sayang-Nya kepada Rahmah.
keluarga Rahmah akhirnya dilimpahkan kembali rejeki dari Allah dengan sangat berlimpah. Dan Rahmah juga ditakdirkan hamil dan memiliki anak yang banyak lagi. Mendapat karunia yang tak terhingga itu, Rahmah bersyukur kepada Allah dengan sangat mendalam.
keluarga Rahmah akhirnya dilimpahkan kembali rejeki dari Allah dengan sangat berlimpah. Dan Rahmah juga ditakdirkan hamil dan memiliki anak yang banyak lagi. Mendapat karunia yang tak terhingga itu, Rahmah bersyukur kepada Allah dengan sangat mendalam.
inilah sejarah hidup istri Nabi Ayyub AS. Beliau
adalah wanita yang sabar, penuh cinta, ahli ibadah, memuji Allah, bersyukur,
dan ditentukan Allah SWT mendapatkan Syurga atas ketaatan dan kesabarannya
tersebut.
Semoga akan ada lagi Rahmah lainnya di zaman ini,
karena hanya dengan begitulah akan banyak pula perubahan yang baik di
tengah-tengah kehidupan manusia. Meski jelas sekali bahwa kini telah terdesak
dan luluh oleh rusaknya akhlak dan mandulnya peradaban dunia. Namun jika banyak
sosok wanita sebagaimana Rahmah, maka kehidupan ini akan tetap baik dan benar.