SARAH adalah istri salah satu dari rosul Ulul’Azmi yaitu Nabi Ibrahim A.S. yang merupakan wanita tercantik di zamannya dan paling bakti kepada Allah dan suaminya. Allah ta`ala menganugrahi kepadanya nikmat yang bisa ia lihat dengan mata kepalanya & nikmat yang tetap berkahnya sepeninggalnya hingga waktu yang dikehendaki Allah Azza wa Jalla.
Dia dapat berbicara dengan para malaikat Allah dan para malaikat berbicara dengannya tentang kabar gembira yang membuatnya tertawa bahagia,
Hijrah Ke Mesir
Ibrahim semula hidup di Babil, Irak dan
menikah dengan Sarah yang masih merupakan kerabat beliau. Sarah beriman kepada risalah
Ibrahim, begitu pula keponakan beliau, Luth.
Ketika itu seluruh penduduk bumi adalah orang kafir yang tidak mengetahui agama & hanya mengetahui tuhan dalam bentuk bintang dan patung yang menguasai hati sebagian besar manusia, jadi tidak ada yang beriman kepada Allah selain Ibrahim Al Khalil, Sarah dan keponakan Ibrahim, Luth.
Ketika itu seluruh penduduk bumi adalah orang kafir yang tidak mengetahui agama & hanya mengetahui tuhan dalam bentuk bintang dan patung yang menguasai hati sebagian besar manusia, jadi tidak ada yang beriman kepada Allah selain Ibrahim Al Khalil, Sarah dan keponakan Ibrahim, Luth.
Ketika mereka pergi ke Mesir karena di Palestina, tempat tinggal
Ibrahim dilanda kekeringan dan paceklik, untuk itu Ibrahim bersama istrinya
berangkat ke Mesir. Ketika keduanya tiba di Mesir, Ibrahim tahu bahwa penguasa
Mesir adalah orang yang doyan perempuan. Oleh karena itu, Ibrahim mengkhawatirkan
istrinya Sarah, lalu Ibrahim berkata kepada Sarah “Penguasa Mesir ini pasti akan bertanya kepadaku tentang dirimu, aku
akan mnjawab bahwa engkau adalah saudara perempuanku, jadi jangan membantahku
disisinya, karena di dunia ini tidak ada orang muslim selain aku dan engkau,
dan sesungguhnya engkau adalah saudaraku di kitabullah”.
Setiba di Mesir, salah seorang pejabat Mesir melihat
Sarah, karenanya ia segera pergi menghadap
rajanya dan mengatakan kepada raja “Paduka, ada seorang wanita telah datang ke
Mesir ini dan ia hanya layak dimiliki orang seperti paduka, karena
kecantikannya nyaris menutupi matahari di siang hari”
Wajah sang raja Mesir tersebut
berbinar-binar mendengan perkataan pejabat itu, lalu berkata kepadanya “Pergilah dan bawa wanita itu kemari”
pejabat itu pun pergi ke tempat Ibrahim
dan istrinya, dan berkata kepada Ibrahim “Sesungguhnya
raja menyuruhku membawa wanita ini kepadanya”
Sarah kemudian berjalan dan masuk ke
istana Mesir yang penuh dengan kilauan intan permata, Walau begitu ia tidak
silau dengan tahta dan kemewahan istana,
gelas-gelas yang diletakkan, bantal-bantal sandaran yang disusun dan
permadani-permadani mewah yang terhampar, matanya tidak menoleh tiang-tiang
tinggi dan tembok-tembok yang menjulang, ia juga tidak peduli dengan para
pelayan dan anak-anak istana yang berkeliling ke kanan dan ke kiri. Hati Sarah
hanya tertuju kepada Allah, ia terus berhubungan dengan-Nya dengan damai dan
tenang, hatinya penuh dengan keyakinan bahwa ia berada dalam pengawasan Allah,
Tuhan semesta alam. Hati Sarah terus larut dalam dzikir kepada Allah, mulutnya
tidak henti-hentinya menyanjung Allah dan tak berhenti berdzikir sedetik pun. Seluruh panca indranya senantiasa
menyatu hanya kepada Allah dan ia tahu bahwa dirinya termasuk hamba-hamba Allah
yang salih. Ia pun tahu bahwa sebagai istri nabi mulia disisi Allah, Allah tidak
akan menelantarkannya.
Raja Mesir amat terpesona dengan kecantikan
Sarah, dan seluruh tubuhnya merasakan gemetar yang tidak tahu sebabnya, seakan-akan dia merasakan
ketakutan yang amat sangat yang menyelimuti hati dan perasaannya. Sebenarnya
Kegemetaran tersebut adalah pringatan
Ilahiyah. Lalu sang raja melihat Sarah untuk kedua kalinya dengan pandangan
yang mengandung penghkhianatan. Dan kegemetaran lain muncul serta menyusup ke
tulang hingga ke persendiannya terutama ketika setan berbisik kepadanya untuk
mendekati sarah “Mendekatlah engkau
kepada wanita tersebut”
Allah menjaga kesucian
sarah
Raja Mesir tersebut kemudian mendekati
sarah dan berusaha hendak menjamahnya, namun secara tiba-tiba seluruh tubuhnya
menjadi kaku dan tak dapat berbuat apa-apa
ia merasa seperti ada kekuatan yang menghentikan nafas, gerakan tangannya
dan hanya mulutnya saja yang dapat ia gerakkan. Hingga ketakutan menyelimuti hati
sang raja dengan dahsyatnya, ia nyaris benar-benar tidak tahu apa yang harus diperbuat. Disisi lain, Sarah terus terhanyut dalam
munajat hangat dengan Tuhannya, dan ia merasa ada sinar yang menyinari jiwanya,
dan adanya ketenangan dan kedamaian dalam hatinya
Sarah pun berkata “Ya Allah, jika Engkau mengetahui aku beriman kepada-Mu dan rasulMu,
serta Engkau tahu aku menjaga kemaluanku kecuali untuk suamiku, maka jangan
kuasakan orang kafir ini kepadaku”
Sang raja Mesir pun berkata kepada Sarah
“Hai perempuan, berdo’alah kepada tuhanmu
agar Dia membebaskanku, aku berjanji tidak akan menganggumu dan tidak akan mengulangi
perbuatanku ini”
Lalu Sarah berdo`a kepada Allah agar Dia
melepaskan raja yang zhalim ini, dan seketika itu pula sang raja terbebas
laksana terlepas dari ikatan tali yang amat kuat, namun setan kembali merayu
sang raja agar ia mengulurkan tangannya kembali kepada sarah ia telah melanggar
janjinya. Dan untuk kedua kalinya tangannya menjadi lumpuh dan ditarik dengan
tarikan yang amat kuat, seketika itu pula sang raja berkata lagi kepada Sarah “Berdo`alah engkau kepada Tuhan yang engkau
sembah, agar Dia melepaskanku dan aku benar-benar berjanji tidak akan
mengulangi perbuatan keji ini” kemudian Sarah berdo`a lagi kepada Allah dan
seketika itu pula sang raja terbebas kembali. Kejadian itu terjadi dan berulang hingga beberapa kali,
hingga akhirnya, sang raja benar-benar dibuat tidak berdaya. Sekujur badannya
lumpuh layu, dan ia melihat Sarah dengan pandangan penuh harap, dan meminta
belas kasihan dari Sarah, lalu sang raja berkata kepada Sarah dengan suara
lirih “Hai perempuan, ampuni aku, dan
berdo`alah kepada Tuhanmu agar Dia membebaskan aku, dan aku tidak akan
mengulangi perbuatanku untuk selama-lamanya”
Ketika Sarah melihat keseriusan pada
diri sang raja, maka iapun kembali berdo`a kepada Allah untuk membebaskan sang
raja, dan dengan seketika sang raja terbebas dan tubuhnya menjadi normal
kembali seperti sedia kala.
Sang raja berkata kepada Sarah dengan
suara lirih “Hai perempuan, betapa
taatnya Tuhanmu ketika engkau berdo`a untukku”
Sarah berkata kepada sang raja dengan
penuh keyakinan iman “Dan engkau sendiri
pun bisa begitu, jika engkau taat kepada Tuhan tersebut, niscaya Dia akan taat
kepadamu”
Allahu akbar, Allah Maha besar, betapa
agungnya kata-kata tersebut , “Sungguh, jika engkau taat kepada-Nya, niscaya
Dia juga akan taat kepadamu” Allahu akbar, Allah Maha besar, jadi jujur bersama
Allah akan menghasilkan kemukjizatan dan membuat orang bisa berkata penuh
hikmah dan tepat. Sungguh betapa indahnya berhubungan dengan Allah.
Setelah kejadian itu, Raja mesir
tersebut segera memanggil pejabat yang membawa Sarah kepadanya dan berkata “Keluarkan wanita ini dari hadapanku, karena
engkau tidak datang kepadaku dengan membawa wanita melainkan setan” (syaikh
Ibnu Hajar menjelaskan tentang hal ini “bahwa sebelum kedatangan islam, manusia
sangat mendewa-dewakan jin, dan mereka berpendapat bahwa seluruh kejadian luar
biasa yang terjadi adalah karena perbuatan jin). Kemudian sang raja
menghadiahkan budak wanita bernama HAJAR
kepada Sarah, dan setelah itu ia memerintahkan agar Sarah dan Ibrahim keluar
dari negrinya
ooooOOOOOOoooo