Kisah Abunawas
Ada-ada saja yang dilakukan Abu Nawas untuk
mendapatkan uang. Bukannya dengan bekerja keras, Abu Nawas malah menghina Raja
Harun. Tentu saja raja marah, namun karena kecerdikan Abu Nawas, sang raja
malah memberinya sekantung uang.
Setelah kematian ayahnya, Abu Nawas bagaikan
tak bersemangat lagi dalam menjalani hidup. Berhari-hari ia meratapi kepergian
ayahnya hingga tidak masuk kerja. Akibatnya Abu Nawas pecat dari tempatnya
bekerja. Praktis setelah itu Abu Nawas tak mempunyai uang sama sekali. Padahal
istri dan anak-anaknya di rumah sangat
membutuhkan uang tersebut untuk makan dan membeli barang-barang keperluan
sehari-hari.
Kebetulan saat itu ia dipanggil oleh
raja Harun Al Rasyid untuk menghadap. Rupanya sang raja ingin menawarkan
pekerjan sebagai penghulu kepada Abu Nawas. Namun Abu Nawas tak menyukai sama
sekali pekerjaan yang selama hidupnya di lakukan almarhum ayahnya itu. Abu Nawas
bingung, di satu sisi ia ingin dapat uang banyak seketika, tetapi disisi lain
ia tak menyukai tawaran dari raja Harun.
Ketika pengawal mengajaknnya ke
istana, Abu Nawas berpura-pura gila. Ia mengambil sebatang pohon pisang yang dibentuk menjadi seperti kuda-kudaan.
Setelah itu ia tunggangi sambil berlari dari rumah ke makam ayahnya. “ Hal Abu
Nawas, engkau dipanggil raja sekarang juga,” kata pengawal kerajaan dengan nada
tinggi.
“ Tidak mau, lebih baik kamu cepat ambil kudaku ini dan kau mandikan di sungai,” jawab Abu Nawas sambil
terus berlari-lari seperti anak kecil.
Hina Raja
Akhirnya pengawal membawa paksa Abu
Nawas. Ketika menghadap raja, Abu Nawas juga masih berpura-pura gila. Setelah
tiba di hadapan baginda raja, ia membuat pernyataan yang tidak masuk akal dan
menghina raja Harun. “ Baginda , terasi itu berasal dari udang, dan udang itu
adalah baginda,” kata Abu Nawas layaknya orang gila.
“ Kurang ajar kamu menghinaku,” ucap
Raja Harun marah. Akhirnya, raja menyuruh pengawal untuk memukul Abu Nawas sebanyak
50 kali. Usai dipukul , Abu Nawas diusir keluar istana. Ketika sampai dipintu
gerbang kerajaan, ia dicegat oleh penjaga pintu gerbang. “ Hai Abu Nawas, tempo
hari ketika kamu hendak masuk ke kota ini kita telah sepakat mengadakan
perjanjian. Jika engkau diberi hadiah , engkau akan membagi separonya
kepadaku, sekarang mana bagianku itu?” ucap penjaga.
“ apakah kau benar-benar
menginginkan hadiah dari baginda yang diberikan kepadaku tadi?” kata Abu Nawas memastikan.
Ganti Rugi
Penjaga itu mengangguk. Tanpa pikir
panjang, Abu Nawas langsung memukl penjaga itu sebanyak 25 kali pula. Karena
tidak terima dengan perlakuan kasar dan sewenang-wenang Abu Nawas, penjaga itupun melaporkan Abu Nawas
ke baginda Raja. “ Hai Abu Nawas, benarkah kamu telah memukul penjaga pintu gerbang
kerajaan ini?” kata raja Harun.
“ Ampun Tuanku, hamba hanya
melaksankan kesepakan serta perjanjian yang telah hamba adakan sebelumnya dengan penjaga pintu gerbang ini. Yaitu jika
hamba diberi hadiah oleh baginda, hadiah tersebut akan kami bagi dua. Karena
hamba menerima 50 kali pukulan, maka hamba pukul dia 25 kali,” jelas Abu Nawas.
Penjaga gerbang terpojok dengan
penyataan Abu Nawas. Karena kedoknya terbuka di hadapan raja. Akhirnya penjaga
gerbang mendapat hukuman pukul sebanyak 25 kali.
“ Baginda, hamba minta ganti rugi.
Sebab jatah waktu istirahat hamba sudah hilang karena panggilan baginda.
Padahal besok hamba harus mencari nafkah untuk keluarga hamba,” kata Abu Nawas
“ baiklah, aku akan memberikan Sekantung
uang kepadamu karena kecerdasan otakmu,” kata raja Harun sambil tertawa. Bukan
main gembiranya hati Abu Nawas mendapatkan uang yang banyak dalam waktu
sekejab.01 les
Tidak ada komentar:
Posting Komentar