Jika Kita Ikhlas beramal dan senang membantu Fakir miskin, Allah tidak akna
pernah mengurangi amalan atau kekayaan tersebut, tetapi sebaliknya, Allah
senantiasa melipat gandakan rezeki seseorang.
Ada seorang pedagang bernama
Abdul Malik. Ia terkenal sebagai orang baik dari khurasan karena hartanya yang
sangat banyak dipergunakan untuk memberikan sedekah dan mengadakan pesta bagi
kaum miskin.
Tetapi pada suatu hari terjadilah
sesuatu, ketika ia memberikan sebagian dari apa yang dimikinya, ia merasakan bahwa
kesenangan yang diperolehnya dari kedermawanannya jauh lebih besar dari apa
yang ia korbankan, yakni dengan memberikan sebagian kecil saja hartanya.
Segera saja ketika pikiran ini
merasuki hatinya, ia memutuskan untuk memberikan semua harta yang dimiliknya
untuk kebaikan manusia. Dan ia terus menerus melakukan seumur hidup.
Mendapat Emas
Tak lama kemudian,semua
kekayaannya habis. Abdul Malik memasrahkan diri pada apa yang akan terjadi.
Ketika berdoa, ia melihat sesosok aneh muncul dari lantai kamarnya. Seorang
manusia dengan mewujud perlahan di hadapannya, berpakaian compang-camping
seperti seorang darwis yang misterius. Darwis
sendiri adalah julukan untuk seorang saleh yang berpegang kepada kaidah
yang berasal dari mazhab yang saleh pada zaman sufi tersebut.
“ Wahai Abdul Malik, manusia
khurasan yang dermawan!” kata roh itu.
“ Siapa gerangan? “ tanyanya
“ Aku tidak lain adalah dirimu
sendiri, yang sekarang menjadi hampir nyata dihadapanmu karena kau telah
melakukan sesuatu yang benar-benar dermawan sehingga membuat kebaikan yang
pernah kau lakukan sebelumnya tiada tandingnya. Membagi-bagikan hartamu tanpa
merasakan kepuasan pribadi, aku menghadiahkanmu dari sumber anugerah sejati,”
kata si roh.
“ Dimasa datang, aku akan muncul
dihadapanmu dengan cara seperti setiap hari. Pukullah aku dan aku akan berubah
menjadi emas. Kau boleh mengambil emas dari wujudku ini sebanyak yang kau mau.
Jangan takut bahwa kau akan menyakitiku karena apapun yang kau ambil akan
diganti oleh sumber segala Rahmat,” Setelah berkata demikian, roh itu
menghilang.
Kekuatan Aneh
Pada pagi hari, salah seorang
temannya, Bay-Akal, duduk-duduk bersama Abdul Malik, ketika roh darwis itu
muncul di hadapan mereka Abdul Malik memukulnya dengan tongkat. Seketika roh
itu terjatuh kelantai dan berubah menjadi emas. Ia mengambil sebagian untuk
dirinya sendiri dan sebagian lagi untuk tamunya itu.
Sekarang Bay-Akal, karena tidak
tahu apa yang terjadi sebelumnya, mulai berpikir bagaimana dirinya dapat
melakukan hal yang sama. Ia tahu bahwa darwis memiliki kekuatan yang aneh dan
ia menyimpulkan bahwa untuk mendapatkan emas, cukup dengan memukul mereka.
Karenanya, ia mengadakan sebuah pesta dan semua darwis yang mendengar berita
itu boleh datang. ketika mereka semua telah makan enak, Bay-Akal mengambil
sebatang besi dan memukul semua darwis itu sampai mereka jatuh diatas tanah tak
berdaya. Darwis-darwis yang selamat dari amukan Bay-Akal membawanya ke
pengadilan. Mereka mengadukan kasus mereka dan membawa darwis yang terluka
sebagai bukti. Bay-Akal mengaitkan apa yang terjadi dengan peristiwa di rumah
Abdul Malik dan menjelaskan alasannya untuk mengelabuhi hakim.
Abdul Malik dipanggil dan ketika
dalam perjalanan menuju pengadilan, roh emasnya berbisik kepadanya tentang apa
yang harus di katakannya nantinya.
“ Hakim yang terhormat, “
Katanya.
“ Orang ini menurutku terlihat
seperti orang gila atau sedang mencari-cari alasan untuk menyiksa orang tanpa
sebab. Aku memang mengenalnya, tapi cerita ini tidak ada hubungannya dengan
kejadian di rumahku,” lanjut Abdul malik. Bay-akal kemudian dimasukkan
kepenjara orang gila untuk disembuhkan. Darwis-darwis telah pulih kembali
dengan ilmu-ilmu mereka. Dan tak seorang pun percaya cerita yang menakjubkan
semacam itu bahwa seorang manusia dapa berubah menjadi emas, apa lagi setiap
hari, tidaklah mungkin. Namun dalam segala ketidak percayaan tersebut, selama
bertahun-tahun, Abdul Malik memukul roh itu yang sesungguhnya adalah dirinya
sendiri dan membagi-bagikan hartanya, kepada siapa saja yang membutuhkan.
Sumber dari Tabloid Nurani edisi
696
Tidak ada komentar:
Posting Komentar