Pada suatu hari di kerajaan yang dipimpin oleh Raja
Harun Ar-Rasyid telah terjadi huru hara. Rakyatnya tidak lagi mendapat
ketenangan seperti biasanya karena telah terjadi penculikan dan pembunuhan yang
misterius.
Raja dan para prajuritnya akhirnya mengetahui bahwa
huru-hara tersebut bukan datang dari musuh, namun dari dalam istana sendiri
yang diotaki oleh para menterinya.
Namun, raja sangat kesulitan untuk mencari siapa yang berseongkol terhadap tindakan penculikan dan pembunuhan tersebut karena dia melihat bahwa para menterinya semuanya taat kepadanya.
Namun, raja sangat kesulitan untuk mencari siapa yang berseongkol terhadap tindakan penculikan dan pembunuhan tersebut karena dia melihat bahwa para menterinya semuanya taat kepadanya.
Dari itu, dipanggillah Abu Nawas yang dikenal memiliki
otak yang cerdas.
“akhir-akhir ini aku gelisah, seolah ada seseorang yang hendak mengkudeta kerajaanku. Apa ada yang salah dengan kepemimpinanku?” tanya raja kepada Abu Nawas.
“Ampun beribu ampun baginda, apa yang bisa hamba lakukan untuk membantu?” tanya Abu Nawas.
“Begini wahai Abu Nawas, berilah cara kepadaku untuk menguji kesetiaan para menteriku,” kata raja dengan iming-iming hadiah.
“akhir-akhir ini aku gelisah, seolah ada seseorang yang hendak mengkudeta kerajaanku. Apa ada yang salah dengan kepemimpinanku?” tanya raja kepada Abu Nawas.
“Ampun beribu ampun baginda, apa yang bisa hamba lakukan untuk membantu?” tanya Abu Nawas.
“Begini wahai Abu Nawas, berilah cara kepadaku untuk menguji kesetiaan para menteriku,” kata raja dengan iming-iming hadiah.
“Baiklah paduka, berilah hamba waktu sehari saja agar
bisa memikirkan caranya,” ujar Abunawas sambil beranjak meninggalkan rajanya.
Tes Kesetiaan menteri-menteri.
Setibanya di rumah, Abunawas berpikir keras untuk
menemukan cara yang terbaik dan jitu. Karena kelelahan, Abu Nawas akhirnya
tertidur dengan lelapnya.
Pada keesokan harinya ketika ia hendak shalat subuh,ia
menemukan sorban yang berbau tidak sedap. Sorban itu memang telah lama tidak
dicuci oleh istrinya. Dari situlah Abunawas menemukan cara jitu untuk menguji
kesetiaan para menteri kerajaan.
Setelah shalat subuh, Abu Nawas segera bergegas menuju
istana kerjaaan untuk menghadap Raja Harun Ar-Rasyid.
Abu Nawas meminta raja untuk bersandiwara seolah telah
memiliki sorban sakti.
Raja Harun setuju dan melakukan apa yang telah diperintahkan oleh Abu Nawas.
Raja Harun setuju dan melakukan apa yang telah diperintahkan oleh Abu Nawas.
Setelah itu, maka dikumpulkanlah kelima menterinya
untuk menghadap.
Di hadapan para menteri itu, raja mengatakan bahwa ia telah mendapat hadiah berupa sorban sakti hasil pemberian dari kerajaan lain. Dan salah satu kesaktian sorban itu adalah bisa menentukan masa depan kerajaan di masa yang akan datang.
Di hadapan para menteri itu, raja mengatakan bahwa ia telah mendapat hadiah berupa sorban sakti hasil pemberian dari kerajaan lain. Dan salah satu kesaktian sorban itu adalah bisa menentukan masa depan kerajaan di masa yang akan datang.
“Wahai para menteriku, bantulah aku untuk menentukan
masa depan negeri ini,” titah raja.
“Bagaimana caranya wahai Baginda?” tanya salah seorang menteri.
“Masing-masing dari kalian, coba ciumlah sorban hadiah ini secara bergantian. Apabila berbau wangi, maka kerajaan ini akan abadai. Namun, bila baunya busuk, maka kerajaan ini tidak akan lama lagi akan segera runtuh,” jelas raja.
“Bagaimana caranya wahai Baginda?” tanya salah seorang menteri.
“Masing-masing dari kalian, coba ciumlah sorban hadiah ini secara bergantian. Apabila berbau wangi, maka kerajaan ini akan abadai. Namun, bila baunya busuk, maka kerajaan ini tidak akan lama lagi akan segera runtuh,” jelas raja.
Sesuai dengan perintah raja, para menteri satu persatu memasuki ruangan untuk mencium sorban sakti tersebut. Setelah semuanya telah mendapatkan giliran, maka dikumpulkanlah lagi menteri-menterinya.
“Bagaimana baunya,” tanya raja.
“Sorban ini baunya sangat harum, niscaya kerajaan ini
akan abadi,” jawab menteri pertama.
Menteri kedua dan ketiga menjawab sama dengan menteri pertama. Intinya adalah mereka berusaha untuk membuat rajanya senang.
Menteri kedua dan ketiga menjawab sama dengan menteri pertama. Intinya adalah mereka berusaha untuk membuat rajanya senang.
Giliran menteri keempat dan kelima angkat bicara. Di
luar dugaan, menteri keempat dan kelima ini mengatakan bahwa sorban sakti
tersebut baunya busuk dan menyengat hidung.
Mendengar penyataan menteri keempat dan kelima itu, raja kahirnya membuka rahasia bahwa sorban yang dikiranya sakti tersebut adalah milik Abunawas yang sudah usang dan tidak dicuci lama sekali.
Mendengar penyataan menteri keempat dan kelima itu, raja kahirnya membuka rahasia bahwa sorban yang dikiranya sakti tersebut adalah milik Abunawas yang sudah usang dan tidak dicuci lama sekali.
Bergetarlah badan dari menteri pertama, kedua dan
ketiga.
“Kini aku tahu siapa diantara kalian yang telah
berkhianat kepadaku. Kalian telah terbukti berbohong dan kalian pantas untuk
masuk penjara,” ujar raja Harun.
Menteri pertama,kedua dan ketiga segera ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara.
Menteri pertama,kedua dan ketiga segera ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara.
Kepada menteri keempat dan kelima, Raja Harun
memberikan hadiah kepada mereka karena kesetiaan yang telah diberikan. Tak lupa
juga, Abu Nawas mendapat bagian hadiah yang telah dijanjikan oleh Raja Harun
kemarin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar