Jumat, 31 Juli 2015

KALAH CERDIK DENGAN ABU NAWAS



Pada suatu hari disiang Ramadhan , abu nawas didatangi dua orang temannya yang tidak berpuasa. Sebenarnya sebelum ketempat abu nawas, mereka bersekongkol untuk mengerjai abu nawas. Sesudah mengucapkan salam dan berbasa basi, mereka mengajak abu nawas ngabuburit, jalan-jalan menunggu buka puasa. Setelah melewati sebuah warung makan yang ramai, mereka berhenti dan membeli satu bungkus makanan . abu nawas mengira, biarpun mereka tidak puasa ternyata mereka masih menghormati yang sedang puasa.
Sampailah mereka disalah satu rumah yang mengajak tadi. Begitu saat berbuka puasa, abu nawas nyeletuk “ Ayo, waktunya buka nih”.
“ minum dulu saja biar batal puasamu dulu”, jawab mereka.
Abu nawas pun minum, setelah itu dia menunggu. Mereka bilang, “silahkan solat dulu, nanti ketinggalan solat maghrib lho “
Abu nawaspun kemudian solat magrib. Namun setelah solat abu nawas belum bisa langsung makan nasi, temanya menyuruh agar mengaji alquran terlebih dahulu.
“mengajilah Al quran dulu  Abu nawas, mumpung perutmu masih kosong, nanti kalau kenyang keburu ngantuk,” tukas mereka.
Biarpun mulai jengkel abu nawas menuruti perkataan mereka. Setelah mengaji kedua temanya tersebut malah mengajak abu nawas lomba tidur. “ abu nawas, sekarang mari kita berlomba tidur, besok pagi siapa yang mipiminya paling indah boleh makan makanan ini ,”kata seorang temanya.
Abu nawas mulai sadar kalau dirinya dikerjai teman-temannta,tapi, “ baiklah, ayo kita tidur”
Keesokan harinya, mereka bertiga bangun, salah seorang mulai bercerita, “ aku semalam bermimpi indah banget, mimpi punya mobil mewah, rumah mewah, pesawat pribadi yang mewah, punya uang banyak.”
Yang seorang lagi menimpali “ mimpimu indah, tapi kau egois.”
Ia lalu menjelaskan mimpinya, “ aku semalam bermimpi negeriku ini tidak punya utang, infrastrukturnya bagus, jalan-jalan mulus, rel-rel kereta sampai keseluruh negeri, pelabuhan lancar hingga ongkos transportnya murah, rakyat sejahtera hingga aku tak bertemu orang-orang yang mau menerima zakat.”
“ wuiih , mimpimu hebat,” sahut temannya.
“sekarang mimpimu apa abu nawas,? Tanya yang lain.
Abu nawas bercerita, mimpiku biasa saja, aku semalam mimpi bertemu nabi daud, nabi yang gemar berpuasa. Beliau berpuasa, sehari berbuka sehari berpuasa. Bertanya kepadaku, ‘kau sudah buka Abu nawas,?’ saya bilang ‘belum, saya ketiduran Nabi’, lalu beliau menyuruhku berbuka. Akupun bangun dan berbuka dengan makanan yang sudah kalian belikan ini, makasih ya.”
Mimpi abu nawas itu disesali kedua temannya. Mereka kalah cerdik dengan akal abu nawas. Niat mengerjain abu nawas malah balik dikerjai abu nawas.
   

Rabu, 01 Juli 2015

Siasat Menaklukkan Monyet


Pada suatu hari yang cerah, Abu Nawas telah mendapatkan perintah dari Raja Harun Ar-Rasyid untuk mengamati dan mencari tahu kekurangan yang ada pada rakyatnya.
Maklumlah, selain terkenal sebagai penyair ulung, Abu Nawas juga termasuk salah satu orang kepercayaan Baginda Raja, karena usulan-usulan dan petuahnya yang seringkali tidak masuk akal, namun tetap bisa menjadi solusi ketika masalah sedang melanda.
Pada suatu malam, Abu Nawas melangkahkan kedua kakinya dengan santai menyisir kota.
Selama dalam perjalanan, ia sama sekali tidak melihat adanya sesuatu yang dirasa janggal, karena kesejahteraan penduduk pada waktu itu boleh dibilang cukup layak.
Akan tetapi, pada saat Abu Nawas tengah berada di depan tanah lapang yang sering digunakan penduduk untuk mengadakan hajatan, tiba-tiba langkah kakinya terhenti dengan adanya kerumunan massa yang begitu banyak.
Abu Nawas pun bertanya kepada temannya yang bernama Husein yang secara kebetulan baru melihat pertunjukan di sana.
“Ada pertunjukan apa di sana?” tanya Abu Nawas.
“Pertunjukan keliling yang melibatkan monyet ajaib,” jawab Husein.
“Apa maksudmu dengan monyet ajaib?” tanya Abu Nawas.
“Monyet tersebut bisa mengerti bahasa manusia dan yang lebih menakjubkan lagi, monyet itu hanya mau tunduk kepada pemiliknya saja,” jelas Husein.
Jawaban Husein itu telah membuat Abu Nawas semakin tertarik dan penasaran.
Dia langsung pamit pada temannya itu untuk melihat pertunjukan monyet itu. Ketika Abu Nawas sudah berada di tengah kerumunan para penonton.
Ternyata, sang pemilik monyet dengan bangga menawarkan hadiah yang cukup besar bagi siapa saja yang sanggup membuat monyet itu mengangguk-angguk.
Tak heran bila banyak diantara penonton mencoba satu persatu, mereka berusaha dengan berbagai cara untuk membuat monyet itu mengangguk-angguk.
Namun, hasilnya adalah sia-sia belaka.
Melihat kegigihan si monyet tersebut, Abu Nawas semakin penasaran.
Akhirnya Abu Nawas maju ke depan untuk mencobanya.
Setelah berhadapan dengan monyet itu, Abu Nawas bertanya,
“Tahukah engkau siapa aku ini?”
Si monyet menggeleng-gelengkan kepala.
“Apakah engkau tidak takut kepadaku?” tanya Abu Nawas.
Si monyet menggelengkan kepalanya.
 “Apakah engkau takut kepada tuanmu?” tanya Abu Nawas memancing dan si monyet mulai ragu.
“Bila engkau tetap diam, maka aku akan laporkan kepada tuanmu,” ancam Abu Nawas kepada monyet.
Seketika itu juga, si monyet yang pada dasarnya hanya takut kepada tuannya, secara spontan saja mengangguk-anggukkan kepala.
Horee….
Sontak saja para penonton bersorak karena ada orang yang mampu membuat si monyet mengangguk-anggukkan kepala.
Karena keberhasilan Abu Nawas tersebut, maka ia telah mendapatkan hadiah berupa uang yang lumayan banyak.
Di lain pihak, si pemilik monyet bukan main marahnya.
Pemilik monyet pun memukuli monyetnya dengan sebatang kayu karena malu terhadap pertunjukan itu.