Sabtu, 20 September 2014

Nabi Sulaiman a.s. dan Seekor Semut


Kerajaan Nabi Sulaiman a.s. dikala itu sedang mengalami musim kering yang begitu panjang. Lama sudah hujan tidak turun membasahi bumi. Kekeringan melanda di mana-mana. Baginda Sulaiman a.s. mulai didatangi oleh ummatnya untuk dimintai pertolongan dan memintanya memohon kepada Allah s.w.t. agar menurunkan hujan untuk membasahi kebun-kebun dan sungai-sungai mereka. Baginda Sulaiman a.s. kemudian memerintahkan satu rombongan besar pengikutnya yang terdiri dari bangsa jin dan manusia berkumpul di lapangan untuk berdo'a memohon kepada Allah s.w.t. agar musim kering segera berakhir dan hujan segera turun.

Sesampainya mereka di lapangan Baginda Sulaiman a.s. melihat seekor semut kecil berada di atas sebuah batu. Semut itu berbaring kepanasan dan kehausan. Baginda Sulaiman a.s. kemudian mendengar sang semut mulai berdoa memohon kepada Allah s.w.t. penunai segala hajat seluruh makhluk-Nya. "Ya Allah pemilik segala khazanah, aku berhajat sepenuhnya kepada-Mu, Aku berhajat akan air-Mu, tanpa air-Mu ya Allah aku akan kehausan dan kami semua kekeringan. Ya Allah aku berhajat sepenuhnya pada-Mu akan air-Mu, kabulkanlah permohonanku", do'a sang semut kepada Allah s.w.t. Mendengar doa si semut maka Baginda Sulaiman a.s.kemudian segera memerintahkan rombongannya untuk kembali pulang ke kerajaan sambil berkata pada mereka, "Kita segera pulang, sebentar lagi Allah s.w.t. akan menurunkan hujan-Nya kepada kalian. Allah s.w.t. telah mengabulkan permohonan seekor semut". Kemudian Baginda Sulaiman dan rombongannya pulang kembali ke kerajaan. 
Suatu hari Baginda Sulaiman a.s. sedang berjalan-jalan. Ia melihat seekor semut sedang berjalan sambil mengangkat sebutir buah kurma. Baginda Sulaiman a.s terus mengamatinya, kemudian beliau memanggil si semut dan menanyainya: "Hai semut kecil untuk apa kurma yang kau bawa itu?. Si semut menjawab, Ini adalah kurma yang Allah s.w.t. berikan kepada ku sebagai makananku selama satu tahun. Baginda Sulaiman a.s. kemudian mengambil sebuah botol lalu ia berkata kepada si semut, "Wahai semut kemarilah engkau, masuklah ke dalam botol ini aku telah membagi dua kurma ini dan akan aku berikan separuhnya padamu sebagai makananmu selama satu tahun. Tahun depan aku akan datang lagi untuk melihat keadaanmu". Si semut taat pada perintah Nabi Sulaiman a.s.. Setahun telah berlalu. Baginda Sulaiman a.s. datang melihat keadaan si semut. Ia melihat kurma yang diberikan kepada si semut itu tidak banyak berkurang. Baginda Sulaiman a.s. bertanya kepada si semut, "Hai semut mengapa engkau tidak menghabiskan kurmamu" "Wahai Nabiullah, aku selama ini hanya menghisap airnya dan aku banyak berpuasa. Selama ini Allah s.w.t. yang memberikan kepadaku sebutir kurma setiap tahunnya, akan tetapi kali ini engkau memberiku separuh buah kurma. Aku takut tahun depan engkau tidak memberiku kurma lagi kerana engkau bukan Allah Pemberi Rizki (Ar-Rozak), jawab si semut.

Rabu, 10 September 2014

SEMBILAN MUKJIZAT NABI MUSA AS


Nabi Musa adalah Nabi yang diutus Allah Swt bagi kaum Fir’aun (Q.S Al A’raaf: 103). Dalam kisah para nabi disebutkan bahwa Nabi Musa AS memiliki mu’jizat tongkat, tetapi pada kisahnya dalam Al Qur’an sebenarnya Nabi Musa AS memiliki mu’jizat yang lain. Dalam mengajak umat fir’aun beriman kepada Allah SWT, Nabi Musa AS dianugerahi Allah SWT beberapa mu’jizat antara lain:
       1.      Tongkat yang bisa berubah jadi ular
Nabi Musa AS datang ke kaum fir’aun mengajarkan ketauhidan, fir’aun yang tidak percaya bahwa Nabi Musa AS adalah utusan Allah meminta bukti. Pemuka Fir’aun pun mengusulkan agar diadakan adu kekuatan dengan penyihir, dengan izin Allah SWT  tongkat Nabi Musa AS berubah menjadi ular besar dan mampu mengalahkan tipu daya para penyihir dan para penyihir pun akhirnya mengakui Nabi Musa AS sebagai utusan Allah SWT dan beriman

       2.    Tangan yang berubah putih bercahaya
Nabi Musa AS juga mengeluarkan tangannya dari jubahnya dan tangan beliau bercahaya tapi kaum fira’un tak begitu saja percaya dan menganggap Nabi Musa AS penyihir.

      3.    Topan
Kaum Fir’aun yang masih membangkang dihukum Allah SWT dengan bencana kemarau, mereka pun memohon kepada Nabi Musa AS agar mereka tidak ditimpa kesusahan dan berjanji akan beriman, lalu Nabi Musa AS mendoakan mereka. Allah SWT mengabulkan doa Nabi Musa AS dan kemarau pun berhenti. 
Namun bukannya beriman mereka malah sombong dan berkata bahwa nikmat yang mereka dapat adalah hasil usaha mereka sendiri. karena kesombongan mereka Allah SWT mengazab mereka lagi dengan mendatangkan topan yang merusak tanaman mereka. Lagi-lagi mereka meminta pertolongan Nabi Musa AS lalu tanaman topan pun reda dan tanaman mereka tumbuh bagus dan berbuah. 
     4.    Belalang
Kaum Fir’aun mendapatkan pertolongan malah tetap sombong dan kafir sehingga didatangkanlah belalang yang merusak tanaman mereka, mereka pun meminta pertolongan lagi kepada Nabi Musa AS dan hama pun hilang.

      5.    Kutu
Belum kapok kaum Fir’aun kembali sombong lalu datanglah hama kutu yang menyerang lumbung mereka yang memakan persediaan makanan mereka, mereka untuk ke sekian kalinya meminta pertolongan Nabi Musa AS dan kutu-kutu itu hilang.

     6.    Katak
Tak sampai disitu, kaum Fir’aun yang kembali kafir diberi hukuman lagi dengan katak yang masuk ke persediaan air mereka sehingga air mereka tak dapat diminum, mereka meminta pertolongan Nabi Musa AS dan berjanji akan beriman,katak-katak pun pergi.

     7.  Darah
Lagi-lagi mereka kafir dan dihukum lagi dengan air yang berubah jadi darah, kaum Fir’aun tak dapat meminum air yang berubah menjadi darah yang berbau busuk itu. Dan lagi-lagi meminta pertolongan Nabi Musa AS.
      8.  Membelah lautan
Nabi Musa AS dan pengikutnya yang beriman akhirnya pergi dari negeri Fir’aun, saat dikejar Fir’aun dan sampai ke laut Merah, Nabi Musa AS diberi mukjizat oleh Allah SWT mampu membelah lautan, dan saat Fir’aun dan pengikutnya mengikuti Nabi Musa AS, laut pun kembali menyatu, Fir’aun dan pengikutnya tenggelam.

      9.  lidah
Mukjizat lidah diberikan oleh Allah SWT saat terjadi pembunuhan, Nabi Musa AS diminta pertolongan untuk mencari siapa pelakunya, dan Allah SWT berfirman kepada Nabi Musa AS untuk menyembelih lembu dan memotong lidahnya, dengan izin Allah SWT mayat itu hidup kembali dan menceritakan siapa pelakunya.

Minggu, 07 September 2014

Abu Nawas Menjual Untanya




Akibat kecerdasan yang dimiliki, abu nawas mampu menjual seekor unta biasa dengan harga tinggi. Unta itu dijual kepada saudagar kaya yang sombong. Karwena kesombongan itu juga saudagar tersebut akhirnya masuk kejurang.
Pada suatu hari Abu Nawas hendak menjual seekor unta miliknya yang ajaib karena membutuhkan uang, akhirnya pergilah Abu Nawas ke negeri seberang dengan harapan dapat meraih untung yang banyak.

Namun belum sampai ke negeri seberang, Abu Nawas bertemu dengan saudagar kaya yang rumahnya berada di daerah pegunungan yang berdekatan dengan jurang, kebetulan saudagar itu melihatnya membawa unta dan seketika saudagar itu bingung dan bertanya pada Abu Nawas.

"Hai Abu Nawas hendak kemana engkau bersama unta jelek itu" (ujarnya sambil tertawa).

Dengan tenang Abu Nawas menjawab "Wahai saudagar kaya, Aku hendak menjual unta ini karena aku membutuhkan uang"

"Telah jatuh miskinkah kau Abu Nawas (tertawanya semakin keras), mana ada orang yang mau membeli unta jelek itu" ujarnya

"Janganlah karena Engkau kaya, Engkau bisa mengatakan makhluk ini jelek, makhluk ini lebih pintar darimu wahai saudagar yang sombong " jawabnya.

(Kaget mendengar jawaban Abu Nawas, saudagar pun berhenti tertawa dan marah kepada Abu Nawas)

"Kau hendak membandingkan Aku dengan unta jelek ini” katanya (sambil melotot)"

"Ya, jika kau ingin bukti bahwa dia lebih pintar darimu, maka belilah unta ini. Tapi pasti kau tak berani membelinya karena kau takut dikalahkan oleh kepintaran untaku“ kata abu nawas mulai memutar otaknya agar si saudagar ini mau membeli untanya..

"aku bisa dikalahkan oleh unta jelekmu? Baiklah, akan aku beli unta jelek ini dan kita lihat siapa yang lebih pintar, berapa hendak engkau menjualnya?" Jawab Saudagar dengan sombong.

"akan kujual unta ini dengan harga 400 dirham dan dengan syarat tertentu, apakah Engkau sanggup?" tanya Abu Nawas.

"Aku beli unta ini 800 dirham, apa engkau setuju? sebutkan syaratnya Aku tidak mau berlama-lama denganmu" jawab saudagar dengan senyum sinis.

"Alhamdulillah (sambil menjauh dari unta), dengan senang hati akan Aku terima uang tersebut, namun engkau harus ikhlas juga. Adapun syaratnya adalah unta ini akan berjalan saat engkau berucap Alhamdulillah, dan saat engkau berucap Astagfirullah maka akan berhenti, apa Engkau memahaminya?" tanya Abu Nawas.

"Wah hanya itu (sembari tertawa keras) ,ternyata yang engkau sebut unta jelek ini pintar hanya sebegitu saja. Baiklah, bawa kemari untamu" Jawab sultan sambil tertawa meremehkan.

Kemudian saudagar ini menyerahkan uang kepada Abu Nawas dan selanjutnya dia menaiki unta ini dan berkata : "Hai abunawas, lihat akan kutunggangi ini unta"

Sambil menaiki unta itu saudagar pun berkata : "Alhamdulillah" dan unta pun berjalan, tak lama kemudian dia berucap "Astagfirullah" dan unta pun berhenti.

Kaget karena apa yang diucapkan abu nawas terbukti benar akhirnya dia pun kesenangan dan mengucapkan "Alhamdulillah" lagi dan tanpa sadar unta ini berjalan kencang dan rupanya saudagar tidak mengetahui bahwa dia akan masuk ke jurang, karena panik untanya tidak berhenti saudagar itupun semakin panik “ abu nawas tolong,...” teriaknya.
Bacalah istighfar saudagar!” teriak abu nawas dari kejauhan. akhirnya dia pun teringat kata-kata abunawas dan berkata "Astagfirullah" berkali-kali. maka berhenti juga itu unta tepat di pinggir jurang. Namun karena kebodohannya merasa telah selamat setelah unta itu berhenti, saudagar ini refleks dan spontan berucap "Alhamdulillah" dan seketika tiu pula si unta kembali berjalan hingga keduanya pun masuk bersama unta itu ke jurang dan untungnya hanya sedalam 1,5 meter.

Dari kejauhan abunawas tertawa terpingkal-pingkal melihat saudagar yang sombong itu jatuh karena lupa akan syaratnya. Lantas ia pergi dengan membawa dirham yang banyak.