Kamis, 26 Februari 2015

Mahkota dari Surga




Tidak seperti biasa, hari itu Baginda tiba-tiba ingin menyamar menjadi rakyat biasa. Beliau ingin menyaksikan kehidupan di luar istana tanpa sepengetahuan siapa pun agar lebih leluasa bergerak.

Baginda mulai keluar istana dengan pakaian yang amat sederhana layaknya seperti rakyat jelata. Di sebuah perkampungan beliau melihat beberapa orang berkumpul. Setelah Baginda mendekat, ternyata seorang ulama sedang menyampaikan kuliah tentang alam barzah. Tiba-tiba ada seorang yang datang dan bergabung di situ, la bertanya kepada ulama itu.

"Kami menyaksikan orang kafir pada suatu waktu dan mengintip kuburnya, tetapi kami tiada mendengar mereka berteriak dan tidak pula melihat penyiksaan-penyiksaan yang katanya sedang dialaminya. Maka bagaimana cara membenarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang dilihat mata?" Ulama itu berpikir sejenak kemudian ia berkata,

"Untuk mengetahui yang demikian itu harus dengan panca indra yang lain. Ingatkah kamu dengan orang yang sedang tidur? Dia kadangkala bermimpi dalam tidurnya digigit ular, diganggu dan sebagainya. la juga merasa sakit dan takut ketika itu bahkan memekik dan keringat bercucuran pada keningnya. la merasakan hal semacam itu seperti ketika tidak tidur. Sedangkan engkau yang duduk di dekatnya menyaksikan keadaannya seolah-olah tidak ada apa-apa. Padahal apa yang dilihat serta dialaminya adalah dikelilirigi ular-ular. Maka jika masalah mimpi yang remeh saja sudah tidak mampu mata lahir melihatnya, mungkinkah engkau bisa melihat apa yang terjadi di alam barzah?"

Baginda Raja terkesan dengan penjelasan ulama itu. Baginda masih ikut mendengarkan kuliah itu. Kini ulama itu melanjutkan kuliahnya tentang alam akhirat. Dikatakan bahwa di surga tersedia hal-hal yang amat disukai nafsu, termasuk benda-benda. Salah satu benda-benda itu adalah mahkota yang amat luar biasa indahnya. Tak ada yang lebih indah dari barang-barang di surga karena barang-barang itu tercipta dari cahaya. Saking indahnya maka satu mahkota jauh lebih bagus dari dunia dan isinya. Baginda makin terkesan. Beliau pulang kembali ke istana.

Baginda sudah tidak sabar ingin menguji kemampuan Abu Nawas. Abu Nawas dipanggil: untuk menghadap raja.

"Aku menginginkan Engkau sekarang juga berangkat ke surga kemudian bawakan aku sebuah mahkota surga yang katanya tercipta dari cahaya itu. Apakah engkau sanggup Abu Nawas?"

"Sanggup Paduka yang mulia." kata Abu Nawas langsung menyanggupi tugas yang mustahil dilaksanakan itu. "Tetapi Baginda harus menyanggupi pula satu syarat yang akan Hamba ajukan."

"Sebutkan syarat itu." kata Baginda Raja.

"Hamba mohon Baginda menyediakan pintunya agar hamba bisa memasukinya."

"Pintu apa?" tanya Baginda belum mengerti. Pintu alam akhirat." jawab Abu Nawas.

"Apa itu?" tanya Baginda ingin tahu.

"Kiamat, wahai Paduka yang mulia. Masing-masing alam mempunyai pintu. Pintu alam dunia adalah liang peranakan ibu. Pintu alam barzah adalah kematian. Dan pintu alam akhirat adalah kiamat. Surga berada di alam akhirat. Bila Baginda masih tetap menghendaki Hamba mengambilkan sebuah mahkota di surga, maka dunia harus kiamat teriebih dahulu."

Mendengar penjetasan Abu Nawas Baginda Raja terdiam.

Di sela-sela kebingungan Baginda Raja Harun Al Rasyid, Abu Nawas bertanya lagi, "Masihkah Baginda menginginkan mahkota dari surga?" Baginda Raja tidak menjawab. Beliau diam seribu bahasa, Sejenak kemudian Abu Nawas mohon diri karena Abu Nawas sudah tahu jawabnya.

Jumat, 20 Februari 2015

Kisah Nabi Sulaiman AS dan Ratu Balqis



Nabi Sulaiman adalah seorang nabi dan raja yang saleh. Allah memberi mukjizat kepadanya sehingga dapat memahani bahasa binatang dan menundukkan bangsa jin. Beliau sangat berwibawa dan ditakuti semua anak buahnya.
Suatu ketika, Nabi Sulaiman mengumpulkan seluruh tentaranya yang terdiri dari manusia, binatang, dan para jin. Mereka semua berkumpul memenuhi undangan sang Raja di balai ruang. Semua jenis binatang, besar dan kecil datang menghadiri pertemuan itu. Setelah semua diperiksa, maka Nabi Sulaiman mengetahui bahwa burung Hud-hud ternyata tidak hadir.
Sebenarnya burung hud-hud ini adalah mata-mata pasukan Nabi Sulaiman, yang bertugas mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang apa saja yang patut diketahui oleh Nabi Sulaiman. Melihat keterlambatan burung hud-hud ini, Nabi Sulaiman terlihat agak jengkel sambil bertanya, "Di manakah burung Hud-hud, mengapa belum kelihatan. Padahal tugasnya sangat penting, yakni mencari sumber mata air baru." Melihat hal ini, semua pasukan yang hadir tidak berani menjawab.
Manakala Raja Sulaiman berhenti bicara, tiba-tiba burung Hud-hud datang dan hinggap didepan Nabi Sulaiman sambil menundukkan kepala karena ketakutan. Tampaknya ia habis terbang jauh dan dengan kecepatan tinggi, hingga ia tersengal-sengal.
"Wahai Hud-hud, tidakkah kau sadari kesalahanmu. Apakah kau tidak tahu kalau sekarang aku mengadakan pertemuan? Tapi kau datang terlambat!"
“Ampun Baginda Raja, sesungguhnya Aku telah melakukan penerbangan pengintaian dan menemukan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui oleh paduka Tuan. Aku telah menemukan sebuah kerajaan yang besar dan mewah di negeri Saba’ yang dikuasai dan diperintah oleh seorang ratu. Keadaan negeri ini sangat makmur. Aku melihat seorang ratu itu duduk di atas sebuah tahta yang megah bertaburkan permata yang berkilauan. Namun sayang, Aku melihat ratu dan rakyatnya tidak mengenal Tuhan Pencipta alam semesta yang telah mengkaruniakan mereka kenikmatan dan kebahagiaan hidup. Mereka tidak menyembah dan sujud kepada-Nya, tetapi kepada matahari. Mereka bersujud kepadanya dikala terbit dan terbenam. Mereka telah disesatkan oleh syaitan dari jalan yang lurus dan benar.” Kata Burung Hud-Hud mencoba menjelaskan.
Tetapi Raja Sulaiman tidak serta merta mempercayai kabar tersebut. Untuk membuktikan kebenaran dari ucapan burung hud-hud, Nabi Sulaiman menuliskan surat, dan meminta burung hud-hud untuk mengirimkannya kepada sang ratu penguasa negeri Saba’ yang bernama Balqis. Karena untuk bisa sampai ke negeri Saba. burung hud-hud harus menerjang hembusan angin yang sangat kencang, maka burung hud-hud meminta kepada Raja Sulaiman untuk membungkus surat itu dalam sampul emas yang tahan terhadap angin. Dan akhirnya terbanglah burung hud-hud menuju negeri Saba.
Sesampainya di sana, diam-diam burung hud-hud menjatuhkan surat itu tepat mengenai kepala sang ratu Balqis yang sedang duduk dengan megah di atas tahtanya. Ia terkejut melihat sepucuk surat jatuh dari udara tepat di depan wajahnya. Ia lalu mengangkat kepalanya melihat ke atas, ingin mengetahui dari manakah surat itu datang dan siapakah yang secara kurang hormat melemparkannya tepat di depannya. Iapun membuka sampul surat itu dan membacanya.
Surat dari Raja Sulaiman berbunyi: “Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah dariku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.”
Itulah kalimat awal pembuka yang ditulis Sulaiman. Selanjutnya sang Raja menambahkan untuk mengajak ratu Bilqis untuk masuk Islam dan menghentikan cara ibadah menyembah matahari. Setelah dibacanya berulang kali surat Raja Sulaiman,  Ratu Balqis memanggil para menteri dan para penasihat kerajaan berkumpul untuk memusyawarahkan tindakan apa yang harus diambil sehubungan dengan surat Nabi Sulaiman yang diterimanya itu. “Wahai paduka tuan ratu, kami adalah putera-putera yang dibesarkan dan dididik untuk berperang dan bertempur dan bukan untuk menjadi ahli pemikir atau perancang yang patut memberi partimbangan atau nasihat kepadamu. Kami menyerahkan kepadamu untuk mengambil keputusan yang akan membawa kebaikan bagi kerajaan dan kami akan tunduk dan melaksanakan segala perintah dan keputusanmu tanpa ragu. Kami tidak akan gentar menghadapi segala ancaman dari mana pun datangnya demi menjaga keselamatanmu dam keselamatan kerajaanmu.”kata salah seorang menteri. Semua pembicaraan dalam pertemuan itu diperhatikan oleh burung hud-hud tanpa tertinggal sedikitpun, dan akan ia jadikan sebagai bahan laporan untuk Raja Sulaiman.

Burung hud-hud kembali kepada Sulaiman. Melihat burung hud-hud kelelahan akibat terbang dalam jarak jauh, Nabi Sulaiman pun menjulurkan tangannya sehingga burung hud-hud bisa hinggap di tangan Nabi Sulaiman. Beliau kemudian berkata,"Hai hud-hud, sampaikanlah laporanmu kepadaku!"
Kemudian burung hud-hud menceritakan semuanya dari mulai sang ratu membuka surat hingga mengumpulkan semua menterinya untuk membicarakan langkah apa yang akan diambil sehubungan surat Nabi Sulaiman tersebut. Sang ratu meminta saran yang terbaik dari para menterinya. Rupanya sang ratu merasa khawatir, bila Sulaiman beserta bala tentaranya akan menyerang negeri Saba. Untuk itu, Ratu Balqis berkeinginan untuk mengirimkan seorang utusan kepada Nabi Sulaiman sambil membawa sebuah hadiah kerajaan yang akan terdiri dari barang-barang yang berharga dan bermutu tinggi yang dapat mempesonakan hati dan menyilaukan mata Sulaiman sebagai jawaban dari surat tersebut.. Mendengar cerita hud-hud, Nabi Sulaiman pun tersenyum.
Akhirnya utusan dari negeri Saba pun pergi ke kerajaan Sulaiman. Utusan itu disambut dengan ramah tamah oleh Nabi Sulaiman. Setelah mendengar uraian mereka tentang maksud dan tujuan kedatangan mereka dengan hadiah kerajaan yang dibawanya, maka Raja Sulaiman pun berkata,"Kembalilah kamu dengan hadiah-hadiah ini kepada ratumu. Katakanlah kepadanya bahwa Allah telah memberiku rezeki dan kekayaan yang melimpah ruah dan mengaruniaiku nikmat yang tidak diberikan kepada makhluk-Nya yang lain. Selain itu aku telah diutus sebagai nabi dan rasul-Nya dan dianugerahi kerajaan yang luas serta kekuasaanku tidak saja berlaku atas manusia tetapi mencakup juga jenis makhluk Jin dan binatang-binatang. Maka bagaimana aku akan dapat dibujuk dengan harta benda dan hadiah serupa ini? Aku tidak dapat dilalaikan dari kewajiban dakwah kenabianku oleh harta benda dan emas walaupun sepenuh bumi ini. Kamu telah disilaukan oleh benda dan kemegahan duniawi, sehingga kamu memandang besar hadiah yang kamu bawakan ini dan mengira bahawa akan tersilaulah mata kami dengan hadiah Ratumu. Pulanglah kamu kembali dan sampaikanlah kepadanya bahawa kami akan mengirimkan bala tentera yang sangat kuat yang tidak akan terkalahkan ke negeri Saba dan akan mengeluarkan ratumu dan pengikut-pengikutnya dari negerinya sebagai- orang-orang yang hina-dina yang kehilangan kerajaan dan kebesarannya, jika ia tidak segera memenuhi tuntutanku dan datang berserah diri kepadaku.”
Utusan Ratu Balqis segera kembali ke negerinya dan langsung menemui ratunya untuk melaporkan apa yang mereka alami dan apa yang telah diucapkan oleh Nabi Sulaiman. Sementara sang Ratu terperanjat mendengarkan cerita tentang kerajaan Sulaiman dan utusannya. Diam-diam Ratu Balqis sangat ingin melihat dari dekat bagaimana kerajaan Sulaiman.Dalam hatinya ingin menaklukkan dan menguasai kerajaan itu. Disisi lain Nabi Sulaiman berhasrat akan menunjukkan kepada Ratu Balqis bahwa ia memiliki kekuasaan ghaib di samping kekuasaan lahirnya dan bahwa apa yang dia telah ancamkan melalui rombongan utusan bukanlah ancaman yang kosong.
Pada saat yang ditentukan, Ratu Balqis membawa laskarnya yang terpilih. Mereka berangkat menuju kerajaan Sulaiman. Sementara itu mata-mata kerajaan Sulaiman yang terdiri dari para jin memberitahukan kepada sang raja bahwa tak lama lagi Ratu Balqis akan datang bersama laskar pilihannya. Maka Raja Sulaiman segera mengumpulkan para jin dengan maksud memberi tugas penting.
"Siapa yang bisa memindahkan singgsana Ratu Balqis?" tanya Nabi Sulaiman. "Saya sanggup memindahkannya, sebelum Tuan berdiri dari tempat duduk,"jawab jin Ifrit, seorang Jin yang tercerdik. "Kalau saya sanggup memindahkannya sebelum mata Tuan berkedip," kata orang saleh dari kaum Nabi Sulaiman. Pada saat itu juga singgasana Ratu Balqis sudah berada di depan Nabi Sulaiman. Melihat hal itu, Nabi Sulaiman langsung bersungkur sujud dan bersyukur kepada Allah atas kekuasaan yang telah diperlihatkan kepadanya. Kemudian berkata: “Ini adalah salah satu karunia Tuhan kepadaku untuk mencoba apakah aku bersyukur atas karunia-Nya itu atau mengingkari-Nya, karena barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan karunia Allah, ia akan rugi di dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia.”
Beliau pun memerintahkan bangsa jin untuk membangun sebuah istana yang sangat indah. Lantainya terbuat dari kristal bening. Dindingnya dari kayu cendana yang harum. Atapnya terbuat dari kaca sehingga cahaya matahari dapat dibiaskan menjadi tujuh warna. Beliau memerintahkan agar pembangunan istana itu diselesaikan sesegera mungkin sebelum Ratu Balqis datang.
Tak lama kemudian, tibalah Ratu Balqis di kerajaan Sulaiman. Ia menyarankan agar para laskar yang mengawalnya cukup berhenti di luar kota untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Ratu Balqis hanya dikawal beberapa orang pembesar memasuki istana Raja Sulaiman. Ia benar-benar takjub dengan kemegahan dan kemewahan kerajaan tersebut. Berkali-kali mulutnya berdecak kagum dan kepala bergeleng-geleng. Ratu Balqis dipersilahkan duduk di singgasana yang telah dipersiapkan.
"Wah, rasanya seperti singgasana di kerajaanku?" gumam Balqis terkagum-kagum. "Benarkah?", tanya Raja Sulaiman. "Ya, ini benar-benar persis seperti singgasanaku." seraya bertanya-tanya dalam hatinya, bagaimana mungkin bahwa tahtanya berada di sini padahal ia yakin bahwa tahta itu berada di istana tatkala ia bertolak meninggalkan Saba’.
"Ketahuilah bahwa singgasana ini memang benar-benar milikmu. Singgasana ini kupindahkan ke mari sebelum engkau datang," Nabi Sulaiman menjelaskan.
Ratu Balqis semakin heran dengan kemukjizatan Sulaiman.
Selagi Balgis berada dalam keadaan kacau fikiran, keheranan melihat tahta kerajaannya sudah berpindah ke istana Sulaiman, ia dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan yang sengaja dibangun untuk penerimaannya. Lantai dan dinding-dindingnya terbuat dari kaca putih. Balqis segera menyingkapkan pakaiannya ke atas betisnya ketika berada dalam ruangan itu, ia mengira berada di atas sebuah kolam air yang dapat membasahi tubuh dan pakaiannya.
Berkata Nabi Sulaiman kepadanya: “Engkau tidak usah menyingkap pakaianmu. Engkau tidak berada di atas kolam air. Apa yang engkau lihat itu adalah kaca-kaca putih yang menjadi lantai dan dinding ruangan ini.” kata Sulaiman sambil tersenyum.
“Oh,Tuhanku,” Balqis berkata menyedari kelemahan dirinya terhadap kebesaran dan kekuasaan Tuhan yang dipertunjukkan oleh Nabi Sulaiman, “aku telah lama tersesat berpaling daripada-Mu, melalaikan nikmat dan karunia-Mu, merugikan dan menzalimi diriku sendiri sehingga terjatuh dari cahaya dan rahmat-Mu. Ampunilah aku. Aku berserah diri kepada Sulaiman Nabi-Mu dengan ikhlas dan keyakinan penuh. Kasihanilah diriku wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.”
Semenjak itulah antara kerajaan Saba dan kerajaan Sulaiman bekerja sama dengan baik, karena seiman/seagama. Ratu Balqis mengharuskan rakyatnya memeluk agama nabi Sulaiman Alaihis Salam (Islam). Akhirnya Ratu Balqis yang cantik itu pun diperistri oleh Nabi Sulaiman, dan kerajaan dijadikan satu
Dalam Al-Qur’an diceritakan bahwa tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan kematian Sulaiman kecuali rayap yang memakan tongkatnya yang ia sandar kepadanya ketika Tuhan mengambil rohnya. Para Jin yang sedang mengerjakan bangunan atas perintahnya tidak mengetahui bahwa Nabi Sulaiman telah wafat kecuali setelah mereka melihat Nabi Sulaiman tersungkur jatuh di atas lantai, akibat jatuhnya tongkat sandarannya yang dimakan oleh rayap. Seandainya para Jin sudah mengetahui sebelumnya, pasti mereka tidak akan tetap meneruskan pekerjaan yang mereka anggap sebagai siksaan yang menghinakan. Sesungguhnya hanya Allah lah yang lebih Mengetahui dan kepada-Nya kami berserah diri.

-----oooo-----

Sabtu, 14 Februari 2015

Kisah Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara



Dalam kisah terdahulu diceritakan Nabi Yusuf pernah diceburkan oleh para saudara ke dalam sumur karena rasa iri. Atas izin Allah SWT, Yusuf diselamatkan oleh sekumpulan musafir yang ingin mengambil air sumur untuk menghilangkan dahaga akibat menempuh perjalanan panjang.
Musafir tersebut menjadikan Yusuf sebagai barang dagangan, dan menjualnya di Mesir. Kemudian Yusuf dibeli oleh salah satu menteri Mesir bernama Aziz dengan beberapa dirham saja.
Sesampainya di rumah, menteri tersebut bersama istrinya Zulaikha sepakat menjadikan Yusuf sebagai anak angkat. Sehari-hari Yusuf membantu Zulaikha membersihkan rumah. Keluarga Aziz  sudah menganggap Yusuf sebagai bagian dari keluarga sendiri. Memasuki usia dewasa, Allah SWT menganugerahi ketampanan dan keluasan ilmu pengetahuan. Karena ketampanan itulah, membuat Nabi Yusuf didera fitnah oleh Zulaikha sampai akhirnya Nabi Yusuf masuk penjara. Dalam perkembangannya, sang menteri menyadari jika semua yang dituduhkan kepada Nabi Yusuf adalah kebohongan. Namun, ketika diberi kebebasan oleh sang menteri, Nabi Yusuf lebih memilih tinggal di penjara untuk menjaga dirinya dari fitnah.


Di Penjara inilah Nabi Yusuf bertemu dengan kepala bagian minuman raja, Nabo, dan kepala bagian makanan raja, Malhab. Karena suatu kesalahan, keduanya harus mendekap dalam penjara bersama Nabi Yusuf. Alasan kedua orang tersebut masuk ke dalam penjara karena tukang memberi minum raja dan tukang masak raja telah menerima perintah dari raja Roma dengan tugas memberi racun dalam makanan dan minuman raja Royyaan.

Tukang masak menerima perintah tersebut. Sementara itu tukang memberi air raja menolak tawaran raja Roma, dan melaporkan kepada raja tentang pengkhianatan yang dilakukan oleh tukang masak. Namun tukang memberi air juga dimasukkan ke dalam penjara bersama dengan tukang masak tadi.
Mereka berada di penjara lebih kurang selama tiga hari. Di dalam penjara, mereka berdua melihat Nabi Yusuf a.s suka membuat penilaian tentang mimpi. Untuk mencoba kebenaran tafsiran atau penilaian Yusuf a.s mereka mengatakan seakan akan mereka bermimpi, padahal sesungguhnya mereka hanya berbohong.
Sebagian ulama mengatakan bahwa tukang memberi minum raja memang betul-betul bermimpi sedangkan tukang masak tidak bermimpi sama sekali. Tukang memberi minum raja berkata: “Aku bermimpi seakan-akan melihat ada tiga buah bekas atau mangkuk dari emas, aku memerah anggur dan memasukkan ke dalam bekas itu. Lalu aku buat khamar dan aku berikan kepada raja Royyaan.”

Tukang masak raja berkata pula: “Aku bermimpi seakan akan diriku sedang memikul satu bakul roti di atas kepalaku, dan burung-burung memakan roti tersebut.”Kemudian Nabi Yusuf as meramal mimpi keduanya. Beliau berkata: “Wahai kedua temanku, adapun salah seorang di antara kamu akan memberikan minuman untuk tuannya dengan khamar, adapun yang seorang lagi ia akan di salib.”

Setelah Nabi Yusuf a.s selesai meramalkan mimpi mereka, berkata salah seorang di antara mereka: “Sesungguhnya saya tidak bermimpi.’ Maka Nabi Yusuf menjawab: “ Telah aku ramal mimpimu dan bahkan telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Firman Allah SWT maksudnya:

“Telah diputuskan perkara yang kamu berdua tanyakan kepadaku.”(Yusuf: 41)

Tidak beberapa lama setelah itu, maka pegawai-pegawai raja membawa tukang masak tersebut, kemudian mereka menyalibnya. Setelah tukang masak tersebut disalib, maka tinggallah tukang memberi minum raja di penjara selama tiga hari. Kemudian datang utusan raja membawanya keluar dari dalam penjara, dia diberi pakaian indah, lalu dibawa kepada raja dengan segala kehormatan.

Jibril memberi peringatan kepada Nabi Yusuf as

Ketika tukang memberi minum raja tersebut keluar, Nabi Yusuf sempat berkata: “Jelaskanlah keadaanku ini kepada tuanmu.” KetikaYusuf berkata demikian, maka gunung-gunung pun bergoncang dan turunlah Jibril a.s serta berkata:
“Wahai Yusuf sesungguhnya Allah SWT bertanya kepadamu: Siapakah yang menjadikan rasa cinta di dalam hati Ya’kub terhadapmu?”

 Yusuf menjawab; “Tuhanku”.

Jibril bertanya: “ Siapakah yang menyelamatkan dirimu dari tipu daya saudara-saudaramu?”
 Yusuf menjawab; “Tuhanku.”

Jibril bertanya: “ Siapakah yang telah memeliharamu di dalam penjara?”

 Yusuf menjawab; “Tuhanku”.


Jibril bertanya lagi: “ Siapakah yang menjadikan rasa suka Zulaikha terhadapmu?”

Yusuf menjawab; “Tuhanku”.


Kemudian Jibril bertanya: “ Siapa pula yang telah menyelamatkan dirimu dari tipu daya Zulaikha?”

 Yusuf menjawab; “ Tuhanku.”

Selanjutnya Jibril berkata: “Wahai Yusuf, sesungguhnya Allah SWT telah membuat kebaikan ini untukmu. Maka di manakah engkau melihat tidak mempunyai Allah, sehingga engkau meminta pertolongan kepada yang lain? Wahai Yusuf, dulu bapakmu Ibrahim a.s tidak mau meminta tolong kepada Jibril ketika ia akan dilemparkan ke dalam api oleh Namruz.”
 Ketika itu aku berkata kepadanya: “Apakah engkau memerlukan pertolongan wahai Ibrahim?”  
Kemudian Ibrahim menjawab: “ Kepadamu, aku tidak meminta pertolongan.”
Begitu pula bapakmu Ismail, ia tidak meminta pertolongan apa pun kepada ayahnya Ibrahim, ketika ia akan dikorbankan. Namun ia hanya berkata: “Insya Allah engkau akan memperoleh aku termasuk golongan orang-orang yang sabar.”
“Tetapi engkau wahai Yusuf baru saja tiga hari berada di dalam penjara, sudah tidak sabar, sehingga engkau minta pertolongan kepada raja.”
Maka bersujudlah Nabi Yusuf a.s. kepada Allah SWT, dan menangis selama empat puluh hari. “Ya Allah, demi kehormatan bapakku Ibrahim a.s dan Ismail a.s dan Ishak a.s serta demi ayahku Ya’kub a.s kasihanilah aku dan ampunkanlah kesalahanku.”
Maka turunlah Jibrail a.s menemui Nabi Yusuf a.s dan berkata: “Sesungguhnya Allah SWT berfirman: “Aku telah memaafkanmu, akan tetapi Allah beri engkau hukuman dengan tinggal di dalam penjara selama tujuh tahun lagi.”
Karena dianugeri mukjizat dari Allah, Nabi Yusuf dapat menerjemahkan mimpi mereka dengan tepat. Maka Nabi Yusuf terkenal sebagai penafsir mimpi yang handal di penjara. Sambil menerjemahkan mimpi mereka, Nabi Yusuf kemudian berdakwah kepada mereka mengajak untuk beriman kepada Allah SWT.
Mengurai tafsir mimpi Raja
Setelah beberapa tahun Nabi Yusuf tinggal di penjara, pada suatu malam raja Mesir bernama Amenhotep IV, bermimpi mengenai tujuh ekor sapi dan tujuh butir gandum. Allah SWT mengabadikan mimpi raja itu dalam surrah Yusuf ayat 43-44.
Raja gelisah dengan mimpinya tersebut, sehingga mengumpulkan  para pembesar, penasehat dan para hakim mesir yang sengaja diundang oleh Raja untuk membahas tentang mimpi yang sangat memusingkan dan menakutkan hatinya. Dalam mimpinya Ia seakan-akan melihat tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus. Disamping itu ia melihat pula tujuh butir gandum hijau disamping tujuh butir yang lain kering. Namun tak seorangpun dari para pembesar keraja'an yang di undang itu mampu meramal tentang mimpi Raja ,bahkan sebagian dari mereka menganggapkannya sebagai mimpi biasa atau bunga tidur ,dan menyarankan kepada Raja untuk melupakan saja mimpi itu dan membuangnya jauh-jauh di dalam fikirannya.
Siang malam raja memperintahkan kepada bawahannya untuk mencari orang pintar yang sanggup menafsirkan mimpinya tersebut. Hingga akhirnya Nabo teringat kepada Nabi Yusuf yang memiliki keahlian penafsir mimpi.
Ia lalu memberanikan diri menghadap sang Raja dan berkata:" Wahai Paduka Tuanku..! Hamba mempunyai seorang kenalan di dalam penjara yang pandai menafsirkan mimpi. Ia orang yang pintar, ramah dan berbudi pekerti luhur. Ia tidak berdosa dan tidak melakukan kesalahan apa pun. Ia dipenjara hanya karena fitnah dan tuduhan palsu belaka. Ia telah memberi tafsir mimpi hamba sewaktu hamba berada dalam penjara bersamanya dan ternyata apa yang di ramalnya mengenai mimpi hamba  tepat dan benar sesuai dengan apa yang hamba alami. Jika Paduka berkenan, hamba akan pergi mengunjunginya di penjara untuk menanyakan  tentang  mimpi Paduka."
Raja pun menyetujui usulan tersebut, berjalanlah Nabo ke penjara tempat Nabi Yusuf ditahan.
Setelah mendengar cerita mimpi raja,
Nabi Yusuf lalu menguraikan tafsir tentang mimpi sang Raja:" Negara akan menghadapi masa makmur, subur selama tujuh tahun, yang mana tumbuh-tumbuhan dan semua tanaman gandum, padi dan sayur mayur akan mengalami masa panen yang baik dan membawa hasil bumi berlimpah-ruah, kemudian akan terjadi musim kemarau panjang selama tujuh tahun ,berikutnya dimana sungai Nil tak lagi mengalirkan air yang cukup untuk mengairi ladang-ladang yang kering, tumbuh-tumbuhan dan tanaman rusak diserang hama sedang persediaan bahan makanan, hasil panen di tahun-tahun sebelumnya sudah habis dimakan. Akan tetapi, Nabi Yusuf melanjutkan keterangannya, setelah mengalami kedua musim tujuh tahun itu akan tibalah tahun basah di mana hujan akan turun dengan lebatnya menyirami bumi yang kering dan kembali menghijau ,hasil bumi melimpah ruah kembali  " Maka jika ramalanku ini menjadi kenyataan ," Nabi Yusuf berkata lebih lanjut," seharusnya kamu menyimpan baik-baik apa yang dihasilkan dalam tahun-tahun subur, serta berhemat dalam pengguna'annya untuk persiapan menghadapi masa kering, agar supaya terhindar dari bencana kelaparan dan kesengsaraan." Setelah Raja mendengar penjelasan dari pelayan dan apa yang diceritakan oleh Nabi Yusuf tentang mimpinya, merasa sangat puas sangat masuk akal dan dapat dipercayai bahwa apa yang telah diramalkan oleh Yusuf akan menjadi kenyataan. Ia memperoleh kesan bahwa Yusuf yang telah memberi tafsir mimipi yang tepat itu adalah seorang yang pandai dan bijaksana dan akan sangat berguna bagi negara jika ia ditempatkan di istana menjadi penasihat dan pembantu kerajaan. Maka disuruhnya kembali si pelayan ke penjara untuk membawa Yusuf menghadap kepadanya di istana.
Keluar dari penjara dan dianggkat menjadi petinggi negara
Nabi Yusuf yang sudah cukup hidup menderita sebagai orang tahanan yang tak berdosa, dan ingin segera keluar dari penjara yang mencekam hatinya itu, namun ia enggan keluar dari penjara sebelum masalah dengan isteri menteri diluruskan terlebih dahulu dan sebelum tuduhan serta fitnahan yang di tuduhkan atas dirinya . Nabi Yusuf ingin keluar dari penjara sebagai orang yang suci bersih dan terbebas dari semua tuduhan ,fitnahan dan tipu-daya yang bertujuan menutupi dosa istri menterinya sendiri.
Raja Mesir yang sudah banyak mendengar tentang Nabi Yusuf dan terkesan oleh kepiawaian mengurai arti mimpi secara rinci dan jelas, makin merasa hormat kepadanya, mendengar tuntutannya agar diselesaikan lebih dahulu soal tuduhan dan fitnahan yang dituduhkan atas dirinya sebelum ia dikeluarkan dari penjara. Hal ini menandakan kejujuran, kesucian hati dan kebesaran jiwanya bahwa ia tidak ingin dibebaskan atas dasar pengampunan tetapi ingin dibebaskan karena ia bersih dan tidak bersalah serta tidak berdosa. Tuntutan Nabi Yusuf diterima oleh Raja Mesir dan segera dikeluarkan perintah mengumpulkan para wanita yang telah menghadiri jamuan makan di rumah Zulaikha dan yang ujung jari tangannya teriris ketika melihat Nabi Yusuf. Di hadapan Raja mereka menceritakan tentang apa yang terjadi  dalam jamuan makan itu ,serta percakapan dan yang mereka lakukan dengan Nabi Yusuf. Mereka menyatakan dan menerangkan tentang diri Nabi Yusuf, bahwa ia seorang yang jujur, soleh, bersih dan bukan pula dia yang salah dalam hal antara Nabi Yusuf dengan Zulaikha. Zulaikha pun dalam pertemuan itu mengakui bahwa memang dialah yang bersalah, karena telah menggoda Nabi Yusuf ,dan diapulalah yang menyuruh suaminya agar memenjarakan Yusuf untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa dialah yang salah dan  dialah yang memperkosa kehormatannya.
Hasil pertemuan Raja dengan para wanita itu di umumkan agar diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat dan dengan demikian terungkaplah tabir yang meliputi Yusuf dan Zulaikha. Maka atas, perintah Raja, dikeluarkanlah Nabi Yusuf dari penjara secara hormat, bersih dan bebas dari segala tuduhan. Setelah mengetahui kebenaran dari fitnah yang menimpa Yusuf, kemudian raja memberikan kedudukan istimewa di kerajaan.
Namun Yusuf menolak, dia merasa dirinya hanya memiliki pengetahuan pada bidang keuangan, untuk itu Yusuf mengajukan diri untuk menjadi bendahara Mesir. Permintaan Yusuf kemudian disetujui raja. Selama tujuh tahun menjabat sebagai bendahara Mesir, Nabi Yusuf memanfaatkannya untuk memperbanyak persediaan gandum di gudang. Itu dilakukan karena Yusuf mengetahui kebenaran dari mimpi raja. Benar saja, ketika tujuh tahun pertama lewat, penduduk Mesir dan sekitarnya menghadapi musim panas yang mencekik. Tidak ada air di sepanjang sungai, cuaca panas menyengat. Namun semua itu berhasil dilewati penduduk Mesir, karena peran Nabi Yusuf dalam memimpin.
oooOOOooo