Kamis, 16 Oktober 2014

Labu Juga Raja



Di ceritakan Abu Nawas dan Istrinya diundang oleh Raja untuk jamuan makan malam dalam rangka peringatan Perkimpoingan Emas Sang Raja. karena diundang dalam acara itu, maka Abu Nawas beserta istri tercinta yang cantik jelita mempersiapkan segala sesuatunya mulai dari baju, perhiasan dan wewangian.

Kemudian Abu Nawas berkata kepada istrinya," istriku, hari ini kita harus tampil beda dari sebelumnya, untuk menghargai undangan dari Raja. Berhias dan Percantiklah dirimu..wahai istriku, delima merahku..yang cantik. Buat semua para tamu undangan dan Raja terkesima.", mendengar pujian dari Abu Nawas istrinya hanya tersenyum malu. Memang istrinya Abu Nawas terkenal dengan kecantikannya, tapi disembunyikan oleh Cadar dan kerudung.

Singkat cerita, Abu Nawas dan istrinya tiba di gerbang istana dan disambut oleh pengawal dan perdana mentri. Kemudian di antar ke tempat perjamuan malam malam yang sudah di hadiri oleh para tamu undangan termasuk Raja beserta keluarga kerajaan. Kemudian Raja langsung berdiri menyambut kedatangan Abu Nawas dan istrinya, serta mempersilahkan mengambil tempat di samping Raja. Tanpa Basa Basi dan panjang lebar, Raja membuka acara tersebut dan memberikan kata sambutan yang ringkas dan pendek.

Acara makam malam pun di mulai, karena acara makan malamnya di adakan di luar istana tepat di Aula pertemuan , jadi angin malam yang sepoi-sepoi langsung bisa menerpa para tamu undangan. Acaranya meriah dan penuh canda tawa dari para tamu undangan. Tanpa di duga tiba-tiba cuaca mulai berubah dan angin mulai agak kencang bertiupnya. Tanpa di sengaja hembusan angin menerpa Cadar dari istrinya Abu Nawas dan membuat wajah istrinya Abu nawas tersingkap dan terbuka, para tamu undangan termasuk Raja melihat wajah dari sang istri. Semua orang terkesima tanpa kecuali Rajapun di buatnya terkagum-kagum di buatnya. Dengan cekatan dan sigap Abu Nawas menutup cadar istrinya yang terbuka tadi. Raja masih terkesima dan dengan senyum kecil Raja berbisik halus di telinga Abu Nawas " ternyata engkau menyimpan mutiara Baghdat Abu nawas", kemudian Abu Nawas membalas bisikan Raja “justru karena mutiara, makanya saya sembunyikan dari tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab”. Mendengar jawaban itu, Wajah Raja berubah kemerah- merahan dan menahan malu.

Singkat cerita acara makan malampun selesai, para tamu undangan satu persatu meninggalkan Aula Pertemuan hingga yang tertinggal hanya Raja dan Abu Nawas beserta istrinya. Kemudian Abu nawas pun pamit juga kepada Raja, tapi langkahnya di tahan oleh Raja karena ada yang mau di bicarakan dengan Abu nawas. Abu nawas mencium gelagat aneh dari sang Raja. Setelah berbicara sebentar dengan Sang Raja, Abu nawas pun pamit. Sesampai di rumah Abu nawas menceritakan hal tersebut kepada istrinya. Isi dari pembicaraan tadi, Raja ingin berkunjung kerumah Abu nawas. Istrinya pun menangkap pembicaraan suaminya tersebut dengan melihat dari gaya bicaranya. Dalam hati Abu nawas agak resah dan bingung, karena Raja ternyata menaksir istrinya meskipun Raja tidak mengucapkannya secara langsung.

Kemudian Abu Nawas berunding dengan istrinya, cara menghadapi sikap Raja yang agak doyan kimpoi. Setelah lama mencari jalan keluarnya, akhirnya abu nawas menemukan ide cemerlang buat memberikan pelajaran kepada sang Raja. Abu nawas pun mencerikan idenya tersebut kepada istrinya.
Singkat cerita, akhirnya hari yang dinanti pun telah tiba. Raja berkunjung kerumah Abu nawas ditemani beberapa pengawal dan mentri. Abu Nawas pun menyambut kedatangan Raja dengan senyum-senyum., kemudian mempersilahkan duduk dan mencicipi makana. Raja kagum dengan hidangan yang disajikan oleh Abu Nawas, karena bentuk kue yang indah-indah dan cantik-cantik. Abu nawas pun mempersilahkan Raja dan tamu lainnya untuk mencicipi kue yang telah disajikan. Raja dengan lahapnya menyantap makanan mulai dari bentuk yang biasa sampai bentuk yang luar biasa. Siapa saja yang melihatnya pasti akan menjamah dan mencicipinya. Ketika asyik-asyiknya Raja menikmati kue tersebut, ada yang aneh dari kue tersebut. Raja pun memanggil Abu nawas..dan bertanya..

Raja : " Abu nawwas, Dari bahan apa engkau buat kue ini?, rasanya hampir semua sama. Padahal ada banyak kue dan bentuknya pun cantik-cantik.
Abu Nawas : (sambil tersenyum) “Raja..bahan kuenya dari Buah LABU..sambil berbisik halus di telinga Sang Raja,..intinya semua sama aja rasanya. Meskipun bentuk dan rupanya berbeda-beda, tetapi rasanya ya...LABU JUGA..hehe.. "

Mendengar penuturan Abu Nawas, Raja tesentak kaget dan diapun menyadari kekeliruan yang di buatnya selama ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar