Sabtu, 19 September 2015

Kesabaran dan Kesetiaan Istri Nabi Ayub a.s



Kita memang sering mendengar kisah Nabi Ayyub a.s, namun sangat jarang diceritakan. tentang istrinya, istri yang sangat setia ini, tetap teguh pendirian. Kali ini aku sengaja mengajakmu untuk lebih menyelami sikap seorang wanita sejati yang memiliki kesabaran dan kestiaan yang sangat tinggi. Yang tentunya bisa dijadikan sebagai pedoman utama dalam kehidupanmu di dunia ini. Demi kehidupan akherat yang lebih mulia dan di ridhai-Nya. Dialah istri Nabi Ayyub a.s, Rahmah binti Ifrayin

Berikut Kisahnya.
Salah satu wanita yang diceritakan dalam Al Qur'an, adalah Rahmah binti Ifrayin, cucu dari Nabi Yusuf a.s dan istri dari Nabi Ayyub a.s. Sebagai anak yang terlahir dari keturunan Nabi, Rahmah memiliki pribadi yang mulia. Terlebih lagi ia diperistri oleh Nabi Ayyub a.s. Namun meski demikian, iblis tidak terima, tidak menghendaki apabila Rahmah berlaku baik pada suaminya.
Waktu itu, Rahmah menjalani hidup seolah dalam kesempurnaan. Ia bergelimang harta kekayaan, anak yang banyak dan memiliki suami yang diangkat oleh Allah SWT sebagai salah satu Nabi-Nya. Itulah yang membuatnya selalu bersyukur dan semakin tekun beribadah.

Namun, Allah SWT memiliki rencana lain terhadap Rahmah dan keluarganya. Suatu saat harta kekayaannya habis terbakar sehingga hiduplah Rahmah dalam kemiskinan. Akan tetapi itu tidak membuat keimanan Rahmah goyah, malah ia bisa bersabar dan meyakini bahwa segala sesuatu yang dia miliki, pada hakikatnya adalah milik Allah SWT.

Ujian dari Allah SWT.
Allah SWT terus menguji keimanan Rahmah.
Semua anaknya tiba-tiba meninggal dunia dalam waktu yang relatif singkat. Awalnya Rahmah merasa sedih, namun ia dengan cepat bangkit dan meyakini jika anak adalah titipan Allah SWT semata. Ia pun semakin rajin beribadah.
Ujian berikutnya datang, suaminya mengalami sakit aneh dan menular. Akibatnya,ia dan suaminya diisolasi dan dikucilkan oleh warga karena takut tertular penyakit. Rahmah pun dengan ikhlas menggendong suaminya dan berjuang mencari nafkah untuk kehidupan mereka. Ia telah menunjukkan diri sebagai wanita yang setia dalam mendampingi suaminya, baik dalm keadaan suka maupun duka.
Suatu ketika keadaan Rahmah semakin lemah dan kekayaannya pun semakin menipis hingga ia bekerja pada orang lain untuk dapat memberi makan suaminya serta bisa mengobatinya. Ia tetap sabar dan tabah dengan peristiwa yang menimpanya dan dengan hilangnya semua kekayaan, anak dari sisinya serta penderitaan yang datang bertubi-tubi setelah sebelumnya ia benar-benar merasakan banyak kenikmatan dan kemuliaan.
Untuk penghidupannya, Rahmah bekerja memotong-motong roti pada seorang pedagang roti. Setiap petang, dia pulang mendapatkan suaminya, dengan membawa beberapa potong roti yang telah dihadiahkan orang kepadanya. Tetapi setelah orang ramai tahu bahwa dia itu adalah istri Nabi Ayyub AS, maka pedagang roti itu pun tidak mengizinkannya bekerja lagi sebagai tukang potong roti.
Dalam ketidakpunyaan itu, Rahmah tetap berjuang mencari pekerjaan untuk penghidupan mereka. Namun meski telah berusaha, tidak ada orang yang mau menerimanya bekerja, karena mereka mengetahui ia adalah istri Nabi Ayyub AS, sehingga mereka khawatir akan tertular. Dan ketika ia tidak mendapatkan seorang pun yang mau menerimanya bekerja, maka ia pun menjual salah satu dari kepangan rambutnya kepada beberapa puteri orang-orang terhormat untuk di tukar dengan makanan yang enak lagi banyak. Lalu ia membawa makanan itu kepada Nabi Ayyub AS, maka Nabi Ayyub AS bertanya, ”Dari mana kamu dapatkan makanan ini?” Dan bahkan ia menolak memakannya. Lalu istrinya pun menjawab; ”Aku bekerja pada beberapa orang”
Dan keesokan harinya, ia tidak juga mendapatkan orang yang mau menerimanya bekerja, lalu ia menjual kepangan rambutnya yang satu lagi dan menukarnya dengan makanan. Setelah ia bawa kepada Nabi Ayyub AS, maka beliau pun menolak dan bersumpah tidak akan memakannya sampai ia memberi tahu dari mana makanan itu di peroleh. Kemudian istrinya membuka penutup kepalanya, dan ketika melihat kepala istrinya tidak berambut, Ayyub AS berucap; “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah di timpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.”

Pada suatu hari ada seorang kakek yang datang ke rumahnya.
"Wahai Rahmah, apakah engkau menginginkan suamimu sembuh," kata kakek itu.
"Iya, aku ingin suamiku sembuh dari penyakit anehnya, apakah yang bisa saya lakukan demi kesembuhan suamiku?" tanya Rahmah.
"Kalau begitu, suruh suamimu sujud kepadaku, maka suamimu akan sembuh,bahkan kamu akan kaya kembali," jawab kakek itu.

Rahmah sempat bingung dengan pernyataan kakek itu, namun karena imannya kuat, dia tidak mau bersujud, karena kita bersujud hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa saja, pikirnya dalam hati. Setelah ditolak, kemudian Rahmah menceritakan kejadian tersebut kepada suaminya yang sedang terbaring lemah.
Mendengar cerita istrinya, Nabi Ayyub terlihat tidak suka, ia menjeaskan bahwa kakek tua itu adalah jelmaan iblis yang hendak mengubah keyakinannya. Dan karena mendengar ketidaksukaan itu, Nabi Ayyub bersumpah untuk memukul Rahmah dengan seratus kali pukulan jika ia sembuh kelak.


Nabi Ayyub Sembuh.
Karena keteguhan suami istri ini dalam hal keyakinan, akhirnya Allah SWT memberikan kesembuhan kepada Nabi Ayyub a.s. Nabi Ayyub sembuh total seperti sedia kala.
Suatu hari, ketika Rahmah pulang dari bekerja, ia mendapati orang asing yang tengah shalat di dalam rumahnya. Rahma pun terperanjat kaget sembari menunggu lelaki misterius itu selesai shalat.

"Wahai orang asing, siapa dirimu dan apa tujuanmu datang ke rumahku?" tanya Rahmah penuh waspada siapa tahu orang itu adalah jelmaan iblis lagi.
Laki-laki itu menoleh dengan senyuman yang manis.
"Akulah suamimu," jawab lelaki itu penuh wibawa.
"Tidak mungkin...meskipun kamu mirip suamiku, namun saat ini suamiku tengah sakit keras, mustahil kamu adalah suamimu," kata Rahmah yang mencoba meneliti orang tersebut.
"Demi Allah SWT, wahai istriku, sayalah suamimu, Allah SWT telah memberikan kesembuhan kepadaku," kata Nabi Ayyub meyakinkan.

Akhir yang Bahagia.
Setelah meneliti dan yakin kalau orang yang ada di hadapannya itu adalah suaminya, Rahmah pun segera berlari dan memeluk Nabi Ayyub a.s. Ia kemudian bersyukur kepada Allah SWT.
Dalam keadaan penuh bahagia itu, Nabi Ayyub kemudian teringat akan sumpahnya untuk memukul istrinya sebanyak seratus kali bila sembuh. Setelah mengutarakannya kepada Rahmah, istrinya itu pun tidak merasa keberatan dan siap menerima pukulan dari suaminya.

Bersamaan dengan itu, turunlah wahyu Allah SWT kepada Nabi Ayyub a.s agar melakukan sumpahnya dengan penuh rasa sayang dalam memukul. Allah SWT menyuruh Nabi Ayyub a.s memukul isrtinya dengan pelan, dengan menggunakan seikat rumput lembut yang berjumlah seratus. Dengan demikian Nabi Ayyub tetap bisa melaksanakan sumpahnya, serta Rahmah tak merasakan sakit atas sumpah suaminya itu.
Subhanallah...Allah menujukkan rasa sayang-Nya kepada Rahmah.

keluarga Rahmah akhirnya dilimpahkan kembali rejeki dari Allah dengan sangat berlimpah. Dan Rahmah juga ditakdirkan hamil dan memiliki anak yang banyak lagi. Mendapat karunia yang tak terhingga itu, Rahmah bersyukur kepada Allah dengan sangat mendalam.
inilah sejarah hidup istri Nabi Ayyub AS. Beliau adalah wanita yang sabar, penuh cinta, ahli ibadah, memuji Allah, bersyukur, dan ditentukan Allah SWT mendapatkan Syurga atas ketaatan dan kesabarannya tersebut.
Semoga akan ada lagi Rahmah lainnya di zaman ini, karena hanya dengan begitulah akan banyak pula perubahan yang baik di tengah-tengah kehidupan manusia. Meski jelas sekali bahwa kini telah terdesak dan luluh oleh rusaknya akhlak dan mandulnya peradaban dunia. Namun jika banyak sosok wanita sebagaimana Rahmah, maka kehidupan ini akan tetap baik dan benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar