Sabtu, 14 Februari 2015

Kisah Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara



Dalam kisah terdahulu diceritakan Nabi Yusuf pernah diceburkan oleh para saudara ke dalam sumur karena rasa iri. Atas izin Allah SWT, Yusuf diselamatkan oleh sekumpulan musafir yang ingin mengambil air sumur untuk menghilangkan dahaga akibat menempuh perjalanan panjang.
Musafir tersebut menjadikan Yusuf sebagai barang dagangan, dan menjualnya di Mesir. Kemudian Yusuf dibeli oleh salah satu menteri Mesir bernama Aziz dengan beberapa dirham saja.
Sesampainya di rumah, menteri tersebut bersama istrinya Zulaikha sepakat menjadikan Yusuf sebagai anak angkat. Sehari-hari Yusuf membantu Zulaikha membersihkan rumah. Keluarga Aziz  sudah menganggap Yusuf sebagai bagian dari keluarga sendiri. Memasuki usia dewasa, Allah SWT menganugerahi ketampanan dan keluasan ilmu pengetahuan. Karena ketampanan itulah, membuat Nabi Yusuf didera fitnah oleh Zulaikha sampai akhirnya Nabi Yusuf masuk penjara. Dalam perkembangannya, sang menteri menyadari jika semua yang dituduhkan kepada Nabi Yusuf adalah kebohongan. Namun, ketika diberi kebebasan oleh sang menteri, Nabi Yusuf lebih memilih tinggal di penjara untuk menjaga dirinya dari fitnah.


Di Penjara inilah Nabi Yusuf bertemu dengan kepala bagian minuman raja, Nabo, dan kepala bagian makanan raja, Malhab. Karena suatu kesalahan, keduanya harus mendekap dalam penjara bersama Nabi Yusuf. Alasan kedua orang tersebut masuk ke dalam penjara karena tukang memberi minum raja dan tukang masak raja telah menerima perintah dari raja Roma dengan tugas memberi racun dalam makanan dan minuman raja Royyaan.

Tukang masak menerima perintah tersebut. Sementara itu tukang memberi air raja menolak tawaran raja Roma, dan melaporkan kepada raja tentang pengkhianatan yang dilakukan oleh tukang masak. Namun tukang memberi air juga dimasukkan ke dalam penjara bersama dengan tukang masak tadi.
Mereka berada di penjara lebih kurang selama tiga hari. Di dalam penjara, mereka berdua melihat Nabi Yusuf a.s suka membuat penilaian tentang mimpi. Untuk mencoba kebenaran tafsiran atau penilaian Yusuf a.s mereka mengatakan seakan akan mereka bermimpi, padahal sesungguhnya mereka hanya berbohong.
Sebagian ulama mengatakan bahwa tukang memberi minum raja memang betul-betul bermimpi sedangkan tukang masak tidak bermimpi sama sekali. Tukang memberi minum raja berkata: “Aku bermimpi seakan-akan melihat ada tiga buah bekas atau mangkuk dari emas, aku memerah anggur dan memasukkan ke dalam bekas itu. Lalu aku buat khamar dan aku berikan kepada raja Royyaan.”

Tukang masak raja berkata pula: “Aku bermimpi seakan akan diriku sedang memikul satu bakul roti di atas kepalaku, dan burung-burung memakan roti tersebut.”Kemudian Nabi Yusuf as meramal mimpi keduanya. Beliau berkata: “Wahai kedua temanku, adapun salah seorang di antara kamu akan memberikan minuman untuk tuannya dengan khamar, adapun yang seorang lagi ia akan di salib.”

Setelah Nabi Yusuf a.s selesai meramalkan mimpi mereka, berkata salah seorang di antara mereka: “Sesungguhnya saya tidak bermimpi.’ Maka Nabi Yusuf menjawab: “ Telah aku ramal mimpimu dan bahkan telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Firman Allah SWT maksudnya:

“Telah diputuskan perkara yang kamu berdua tanyakan kepadaku.”(Yusuf: 41)

Tidak beberapa lama setelah itu, maka pegawai-pegawai raja membawa tukang masak tersebut, kemudian mereka menyalibnya. Setelah tukang masak tersebut disalib, maka tinggallah tukang memberi minum raja di penjara selama tiga hari. Kemudian datang utusan raja membawanya keluar dari dalam penjara, dia diberi pakaian indah, lalu dibawa kepada raja dengan segala kehormatan.

Jibril memberi peringatan kepada Nabi Yusuf as

Ketika tukang memberi minum raja tersebut keluar, Nabi Yusuf sempat berkata: “Jelaskanlah keadaanku ini kepada tuanmu.” KetikaYusuf berkata demikian, maka gunung-gunung pun bergoncang dan turunlah Jibril a.s serta berkata:
“Wahai Yusuf sesungguhnya Allah SWT bertanya kepadamu: Siapakah yang menjadikan rasa cinta di dalam hati Ya’kub terhadapmu?”

 Yusuf menjawab; “Tuhanku”.

Jibril bertanya: “ Siapakah yang menyelamatkan dirimu dari tipu daya saudara-saudaramu?”
 Yusuf menjawab; “Tuhanku.”

Jibril bertanya: “ Siapakah yang telah memeliharamu di dalam penjara?”

 Yusuf menjawab; “Tuhanku”.


Jibril bertanya lagi: “ Siapakah yang menjadikan rasa suka Zulaikha terhadapmu?”

Yusuf menjawab; “Tuhanku”.


Kemudian Jibril bertanya: “ Siapa pula yang telah menyelamatkan dirimu dari tipu daya Zulaikha?”

 Yusuf menjawab; “ Tuhanku.”

Selanjutnya Jibril berkata: “Wahai Yusuf, sesungguhnya Allah SWT telah membuat kebaikan ini untukmu. Maka di manakah engkau melihat tidak mempunyai Allah, sehingga engkau meminta pertolongan kepada yang lain? Wahai Yusuf, dulu bapakmu Ibrahim a.s tidak mau meminta tolong kepada Jibril ketika ia akan dilemparkan ke dalam api oleh Namruz.”
 Ketika itu aku berkata kepadanya: “Apakah engkau memerlukan pertolongan wahai Ibrahim?”  
Kemudian Ibrahim menjawab: “ Kepadamu, aku tidak meminta pertolongan.”
Begitu pula bapakmu Ismail, ia tidak meminta pertolongan apa pun kepada ayahnya Ibrahim, ketika ia akan dikorbankan. Namun ia hanya berkata: “Insya Allah engkau akan memperoleh aku termasuk golongan orang-orang yang sabar.”
“Tetapi engkau wahai Yusuf baru saja tiga hari berada di dalam penjara, sudah tidak sabar, sehingga engkau minta pertolongan kepada raja.”
Maka bersujudlah Nabi Yusuf a.s. kepada Allah SWT, dan menangis selama empat puluh hari. “Ya Allah, demi kehormatan bapakku Ibrahim a.s dan Ismail a.s dan Ishak a.s serta demi ayahku Ya’kub a.s kasihanilah aku dan ampunkanlah kesalahanku.”
Maka turunlah Jibrail a.s menemui Nabi Yusuf a.s dan berkata: “Sesungguhnya Allah SWT berfirman: “Aku telah memaafkanmu, akan tetapi Allah beri engkau hukuman dengan tinggal di dalam penjara selama tujuh tahun lagi.”
Karena dianugeri mukjizat dari Allah, Nabi Yusuf dapat menerjemahkan mimpi mereka dengan tepat. Maka Nabi Yusuf terkenal sebagai penafsir mimpi yang handal di penjara. Sambil menerjemahkan mimpi mereka, Nabi Yusuf kemudian berdakwah kepada mereka mengajak untuk beriman kepada Allah SWT.
Mengurai tafsir mimpi Raja
Setelah beberapa tahun Nabi Yusuf tinggal di penjara, pada suatu malam raja Mesir bernama Amenhotep IV, bermimpi mengenai tujuh ekor sapi dan tujuh butir gandum. Allah SWT mengabadikan mimpi raja itu dalam surrah Yusuf ayat 43-44.
Raja gelisah dengan mimpinya tersebut, sehingga mengumpulkan  para pembesar, penasehat dan para hakim mesir yang sengaja diundang oleh Raja untuk membahas tentang mimpi yang sangat memusingkan dan menakutkan hatinya. Dalam mimpinya Ia seakan-akan melihat tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus. Disamping itu ia melihat pula tujuh butir gandum hijau disamping tujuh butir yang lain kering. Namun tak seorangpun dari para pembesar keraja'an yang di undang itu mampu meramal tentang mimpi Raja ,bahkan sebagian dari mereka menganggapkannya sebagai mimpi biasa atau bunga tidur ,dan menyarankan kepada Raja untuk melupakan saja mimpi itu dan membuangnya jauh-jauh di dalam fikirannya.
Siang malam raja memperintahkan kepada bawahannya untuk mencari orang pintar yang sanggup menafsirkan mimpinya tersebut. Hingga akhirnya Nabo teringat kepada Nabi Yusuf yang memiliki keahlian penafsir mimpi.
Ia lalu memberanikan diri menghadap sang Raja dan berkata:" Wahai Paduka Tuanku..! Hamba mempunyai seorang kenalan di dalam penjara yang pandai menafsirkan mimpi. Ia orang yang pintar, ramah dan berbudi pekerti luhur. Ia tidak berdosa dan tidak melakukan kesalahan apa pun. Ia dipenjara hanya karena fitnah dan tuduhan palsu belaka. Ia telah memberi tafsir mimpi hamba sewaktu hamba berada dalam penjara bersamanya dan ternyata apa yang di ramalnya mengenai mimpi hamba  tepat dan benar sesuai dengan apa yang hamba alami. Jika Paduka berkenan, hamba akan pergi mengunjunginya di penjara untuk menanyakan  tentang  mimpi Paduka."
Raja pun menyetujui usulan tersebut, berjalanlah Nabo ke penjara tempat Nabi Yusuf ditahan.
Setelah mendengar cerita mimpi raja,
Nabi Yusuf lalu menguraikan tafsir tentang mimpi sang Raja:" Negara akan menghadapi masa makmur, subur selama tujuh tahun, yang mana tumbuh-tumbuhan dan semua tanaman gandum, padi dan sayur mayur akan mengalami masa panen yang baik dan membawa hasil bumi berlimpah-ruah, kemudian akan terjadi musim kemarau panjang selama tujuh tahun ,berikutnya dimana sungai Nil tak lagi mengalirkan air yang cukup untuk mengairi ladang-ladang yang kering, tumbuh-tumbuhan dan tanaman rusak diserang hama sedang persediaan bahan makanan, hasil panen di tahun-tahun sebelumnya sudah habis dimakan. Akan tetapi, Nabi Yusuf melanjutkan keterangannya, setelah mengalami kedua musim tujuh tahun itu akan tibalah tahun basah di mana hujan akan turun dengan lebatnya menyirami bumi yang kering dan kembali menghijau ,hasil bumi melimpah ruah kembali  " Maka jika ramalanku ini menjadi kenyataan ," Nabi Yusuf berkata lebih lanjut," seharusnya kamu menyimpan baik-baik apa yang dihasilkan dalam tahun-tahun subur, serta berhemat dalam pengguna'annya untuk persiapan menghadapi masa kering, agar supaya terhindar dari bencana kelaparan dan kesengsaraan." Setelah Raja mendengar penjelasan dari pelayan dan apa yang diceritakan oleh Nabi Yusuf tentang mimpinya, merasa sangat puas sangat masuk akal dan dapat dipercayai bahwa apa yang telah diramalkan oleh Yusuf akan menjadi kenyataan. Ia memperoleh kesan bahwa Yusuf yang telah memberi tafsir mimipi yang tepat itu adalah seorang yang pandai dan bijaksana dan akan sangat berguna bagi negara jika ia ditempatkan di istana menjadi penasihat dan pembantu kerajaan. Maka disuruhnya kembali si pelayan ke penjara untuk membawa Yusuf menghadap kepadanya di istana.
Keluar dari penjara dan dianggkat menjadi petinggi negara
Nabi Yusuf yang sudah cukup hidup menderita sebagai orang tahanan yang tak berdosa, dan ingin segera keluar dari penjara yang mencekam hatinya itu, namun ia enggan keluar dari penjara sebelum masalah dengan isteri menteri diluruskan terlebih dahulu dan sebelum tuduhan serta fitnahan yang di tuduhkan atas dirinya . Nabi Yusuf ingin keluar dari penjara sebagai orang yang suci bersih dan terbebas dari semua tuduhan ,fitnahan dan tipu-daya yang bertujuan menutupi dosa istri menterinya sendiri.
Raja Mesir yang sudah banyak mendengar tentang Nabi Yusuf dan terkesan oleh kepiawaian mengurai arti mimpi secara rinci dan jelas, makin merasa hormat kepadanya, mendengar tuntutannya agar diselesaikan lebih dahulu soal tuduhan dan fitnahan yang dituduhkan atas dirinya sebelum ia dikeluarkan dari penjara. Hal ini menandakan kejujuran, kesucian hati dan kebesaran jiwanya bahwa ia tidak ingin dibebaskan atas dasar pengampunan tetapi ingin dibebaskan karena ia bersih dan tidak bersalah serta tidak berdosa. Tuntutan Nabi Yusuf diterima oleh Raja Mesir dan segera dikeluarkan perintah mengumpulkan para wanita yang telah menghadiri jamuan makan di rumah Zulaikha dan yang ujung jari tangannya teriris ketika melihat Nabi Yusuf. Di hadapan Raja mereka menceritakan tentang apa yang terjadi  dalam jamuan makan itu ,serta percakapan dan yang mereka lakukan dengan Nabi Yusuf. Mereka menyatakan dan menerangkan tentang diri Nabi Yusuf, bahwa ia seorang yang jujur, soleh, bersih dan bukan pula dia yang salah dalam hal antara Nabi Yusuf dengan Zulaikha. Zulaikha pun dalam pertemuan itu mengakui bahwa memang dialah yang bersalah, karena telah menggoda Nabi Yusuf ,dan diapulalah yang menyuruh suaminya agar memenjarakan Yusuf untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa dialah yang salah dan  dialah yang memperkosa kehormatannya.
Hasil pertemuan Raja dengan para wanita itu di umumkan agar diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat dan dengan demikian terungkaplah tabir yang meliputi Yusuf dan Zulaikha. Maka atas, perintah Raja, dikeluarkanlah Nabi Yusuf dari penjara secara hormat, bersih dan bebas dari segala tuduhan. Setelah mengetahui kebenaran dari fitnah yang menimpa Yusuf, kemudian raja memberikan kedudukan istimewa di kerajaan.
Namun Yusuf menolak, dia merasa dirinya hanya memiliki pengetahuan pada bidang keuangan, untuk itu Yusuf mengajukan diri untuk menjadi bendahara Mesir. Permintaan Yusuf kemudian disetujui raja. Selama tujuh tahun menjabat sebagai bendahara Mesir, Nabi Yusuf memanfaatkannya untuk memperbanyak persediaan gandum di gudang. Itu dilakukan karena Yusuf mengetahui kebenaran dari mimpi raja. Benar saja, ketika tujuh tahun pertama lewat, penduduk Mesir dan sekitarnya menghadapi musim panas yang mencekik. Tidak ada air di sepanjang sungai, cuaca panas menyengat. Namun semua itu berhasil dilewati penduduk Mesir, karena peran Nabi Yusuf dalam memimpin.
oooOOOooo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar