Sabtu, 14 Maret 2015

Belajar dari Kisah si Lalat dan Semut


Pada tong sampah yang berada tepat di depan sebuah rumah terlihat sekelompok lalat yang beterbangan sambil menikmati santapannya. Beberapa ekor diantara lalat-lalat tersebut terkadang ada yang secara tidak sengaja masuk ke dalam rumah dan terkurung di dalamnya karena mencoba mencari makanan lainnya yang ada di dalam rumah.
“Saya merasa sangat bosan dengan sampah-sampah tersebut, sekarang saatnya menikmati makanan segar dan lebih lezat!”, kata seekor lalat yang berhasil masuk ke dalam rumah. Ternyata, pintu rumah di tutup oleh tuan rumah, maka lalat tersebut terjebak di dalam ruangan tempat ia mendapatkan santapan yang katanya lezat itu. Kemudian si lalat terbang kesana kemari berjuang agar bisa keluar dari rumah tersebut. Dan akhirnya, ia hanya bisa terbang menuju kaca jendela rumah tersebut yang tidak terdapat rongga untuk membuat si lalat kembali bebas ke luar. Sejenak seekor lalat yang terjebak itu terdiam sambil melihat teman-temannya yang melambaikan tangan dan mengajaknya untuk kembali menikmati santapan bersama yang berada di tong sampah depan rumah itu.
Dengan berjuang sekuat tenaga, si lalat hanya bisa terbang di sekitar kaca. Terbang dan menabrak kaca, terus berusaha ke sisi lainnya dengan seperti itu. Terus dan terus secara berulang-ulang ia lakukan agar dirinya bisa bebas kembali bersama teman-temannya di luar sana. Tanpa disadari, senja pun datang dan semakin malam. Lalat yang terjebak itu hanya melihat kegelapan di luar sana dan tidak lagi melihat keberadaan teman-temannya dari balik kaca. Perlahan, ia mulai lemas dan akhirnya mati.
Beberapa saat kemudian, tidak jauh dari keberadaan si lalat yang sudah mati itu nampak segerombolan semut merah yang berjalan beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Dan ketika mereka menjumpai lalat yang sudah tidak berdaya itu, dengan kekompakan mereka langsung mengerumungi dan menggigiti tubuh lalat itu hingga mereka dapat memastikan bahwa si lalat benar-benar mati. Setelah si lalat mati, segerombolan semut itupun mengangkut bangkai lalat yang naas itu menuju sarang mereka.
Cerita motivasi kisah lalat dan semut
Dalam perjalanan sekawanan semut menuju ke sarangnya, seekor semut kecil bertanya kepada temannya yang lebih besar. “Ada apa dengan lalat ini Paman? Mengapa ia harus kita gigiti hingga mati seperti yang telah Paman lakukan bersama teman-teman tadi?”. Kemudian semut yang besar menjawab pertanyaannya, “Hhmm, itu adalah hal yang biasa. Sebenarnya kita seringkali menemukan lalat-lalat yang terkulai lemas atau mati seperti ini. Paman sadar, bahwa sebenarnya ia telah berusaha dan berjuang keras untuk dapat keluar dari kaca jendela disana. Namun ketika si lalat merasa tak lagi dapat menemukan jalan keluar, ia merasa frustasi, kelelahan, dan akhirnya jatuh terkulai lemas, sekarat, dan mati. Akhirnya, dia menjadi menu santapan makan malam kita”.
Semut kecil terlihat mengangguk-angguk untuk bisa memahami maksud sebenarnya dari jawaban si semut besar. Kemudian karena masih merasa penasaran, semut kecil kembali bertanya. “Aku masih belum mengerti maksudmu Paman, bukannya Paman tadi mengatakan bahwa lalat tersebut sudah berusaha dan berjuang keras?!? Tapi kenapa tidak berhasil?!”.
Semut besar yang sedang berjalan bersama kawanannya sambil memanggul lalat malang itu akhirnya menghentikan langkahnya secara spontan dan menjawab, “Lalat itu tidak mengenal menyerah dan telah mencoba untuk membebaskan diri berulang kali. Hanya saja, ia melakukannya selalu dengan cara yang sama”. Lalu, dengan mimiknya yang lebih serius, si semut besar itu kembali mengatakan sesuatu kepada semut kecil sambil mendekatkan wajahnya tepat di hadapan si semut kecil, “Ingat wahai anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama tapi kamu ingin mendapatkan hasil yang berbeda, maka nasibmu akan sama seperti lalat ini”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar