Jumat, 20 Maret 2015

Mengajari Keledai Membaca



Disuatu pagi yang cerah abu nawas mendapati beberapa orang pengawal istana bertubuh tegap berdiri didepan rumahnya. Semua pengawal istana tersebut memakai baju perang lengkap dengan kuda-kuda yang berbaris rapi. Melihat pemandangan yang tak biasa didepan rumahnya tersebut, abu nawaspun bertanya kepada salah satu pengawal istana.
“Ada apakah gerangan kalian para pengawal istana di pagi hari ini sudah berada dirumahku.” Kata abu nawas.
“kami kesini atas perintah baginda Raja untuk mengundangmu ke istana,” tutur salah seorang pengawal.
Dengan rasa penasaran, Abu nawas bergegas masuk kedalam untuk minta ijin berganti pakaian dan berpamitan dengan istrinya. Tak lama kemudian, Abu Nawas bersama para pengawal menuju istana untuk menemui Raja.
Baginda raja didalam istana sudah menunggu lama kedatangan Abu Nawas. Dirinya sudah menyiapkan seekor keledai untuk dihadiahkan kepada Abu Nawas.entah apa yang ada dibenak baginda Raja sehingga beliau akan memberikan seekor keledai kepada Abu Nawas. Beberapa saat kemudian Abu Nawas tiba diistana. “kemari wahai Abu Nawas yang dipuja masyrarakat. Dirimu akan ku beri sebuah hadiah,”tutur sang raja. Abu nawaspun nampak sumringah mendengar pernyataan baginda.
“hadiah apa yang hendak Baginda Raja berikan padaku? Dan atas dasar apa Yang Mulia memberikannya kepadaku?” tanya Abu Nawas yang kali ini merasa sada sesuatu yang aneh. “engkau akan ku beri seekor keledai dan ajari keledai itu untuk membaca. Dalam dua minggu, datanglah kembali kemari dan kita lihat hasilnya,” kata baginda raja.
Abu nawas lantas kebingungan dengan permintaan baginda raja yang rasanya sangat tidak mungkin untuk mengajar seekor keledai untuk membaca . manurutnya, manusia diciptakan di bumi ini sebagai makhluk yang paling cerdas. “tak mungkin seekor keledai bisa membaca, bagaimana mungkin dapat mengajari keledai membaca?” tanya Abu nawas dalam hati.
Tak terasa, dua minggu berlalu, Abu nawaspun kembali ke istana sesuai permintaan Baginda Raja sambil menggiring seekor keledai. Sesampainya dihadapan baginda raja, tanpa banyak bicara, baginda raja lantas  menunjuk ke sebuah buku besar. Abu nawas menggiring keledainya ke buku itu, dan membuka sampilnya. Si keledai menatap buku itu, dan tak lama kemudian mulai membalik halamannya dengan lidahnya. Terus menerus. Dibaliknya setiap halaman sampai halaman akhir. Setelah itu si keledai menatap abu nawas.
“demikianlah keledaiku sudah bisa membaca,”kata abu nawas.
Bagaimana caramu mengajari dia membaca?” tanya baginda raja.
Abu nawas bercerita bahwa sesampainya dirumah, dirinya menyiapkan lembaran-lembaran besar mirip buku, dan disisipkannya biji gandum didalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman agar bisa memakan biji-biji gandum itu, sampai ia terlatih betul untukm membalik-balik halaman buku dengan benar.
“tapi, bukankah keledai itu tidak mengerti apa yang dibacanya?” tanya baginda raja yang masih tidak puas dengan jawaban Abu nawas.
“memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya. Kalau kita membuka buku-buku tanpa mengerti isinya,maka kitapun akan disamakan dengan seekor keledai, bukan?” jawab abu nawas yang membuat Raja dan para tamunya tercengang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar