Rabu, 20 Agustus 2014

Kekayaan yang Tak Pernah Habis



Jika Kita Ikhlas beramal dan senang membantu Fakir miskin, Allah tidak akna pernah mengurangi amalan atau kekayaan tersebut, tetapi sebaliknya, Allah senantiasa melipat gandakan rezeki seseorang.
Ada seorang pedagang bernama Abdul Malik. Ia terkenal sebagai orang baik dari khurasan karena hartanya yang sangat banyak dipergunakan untuk memberikan sedekah dan mengadakan pesta bagi kaum miskin.
Tetapi pada suatu hari terjadilah sesuatu, ketika ia memberikan sebagian dari apa yang dimikinya, ia merasakan bahwa kesenangan yang diperolehnya dari kedermawanannya jauh lebih besar dari apa yang ia korbankan, yakni dengan memberikan sebagian kecil saja hartanya.
Segera saja ketika pikiran ini merasuki hatinya, ia memutuskan untuk memberikan semua harta yang dimiliknya untuk kebaikan manusia. Dan ia terus menerus melakukan seumur hidup.
Mendapat Emas
Tak lama kemudian,semua kekayaannya habis. Abdul Malik memasrahkan diri pada apa yang akan terjadi. Ketika berdoa, ia melihat sesosok aneh muncul dari lantai kamarnya. Seorang manusia dengan mewujud perlahan di hadapannya, berpakaian compang-camping seperti seorang darwis yang misterius. Darwis sendiri adalah julukan untuk seorang saleh yang berpegang kepada kaidah yang berasal dari mazhab yang saleh pada zaman sufi tersebut.
“ Wahai Abdul Malik, manusia khurasan yang dermawan!” kata roh itu.
“ Siapa gerangan? “ tanyanya
“ Aku tidak lain adalah dirimu sendiri, yang sekarang menjadi hampir nyata dihadapanmu karena kau telah melakukan sesuatu yang benar-benar dermawan sehingga membuat kebaikan yang pernah kau lakukan sebelumnya tiada tandingnya. Membagi-bagikan hartamu tanpa merasakan kepuasan pribadi, aku menghadiahkanmu dari sumber anugerah sejati,” kata si roh.
“ Dimasa datang, aku akan muncul dihadapanmu dengan cara seperti setiap hari. Pukullah aku dan aku akan berubah menjadi emas. Kau boleh mengambil emas dari wujudku ini sebanyak yang kau mau. Jangan takut bahwa kau akan menyakitiku karena apapun yang kau ambil akan diganti oleh sumber segala Rahmat,” Setelah berkata demikian, roh itu menghilang.
Kekuatan Aneh
Pada pagi hari, salah seorang temannya, Bay-Akal, duduk-duduk bersama Abdul Malik, ketika roh darwis itu muncul di hadapan mereka Abdul Malik memukulnya dengan tongkat. Seketika roh itu terjatuh kelantai dan berubah menjadi emas. Ia mengambil sebagian untuk dirinya sendiri dan sebagian lagi untuk tamunya itu.
Sekarang Bay-Akal, karena tidak tahu apa yang terjadi sebelumnya, mulai berpikir bagaimana dirinya dapat melakukan hal yang sama. Ia tahu bahwa darwis memiliki kekuatan yang aneh dan ia menyimpulkan bahwa untuk mendapatkan emas, cukup dengan memukul mereka. Karenanya, ia mengadakan sebuah pesta dan semua darwis yang mendengar berita itu boleh datang. ketika mereka semua telah makan enak, Bay-Akal mengambil sebatang besi dan memukul semua darwis itu sampai mereka jatuh diatas tanah tak berdaya. Darwis-darwis yang selamat dari amukan Bay-Akal membawanya ke pengadilan. Mereka mengadukan kasus mereka dan membawa darwis yang terluka sebagai bukti. Bay-Akal mengaitkan apa yang terjadi dengan peristiwa di rumah Abdul Malik dan menjelaskan alasannya untuk mengelabuhi hakim.
Abdul Malik dipanggil dan ketika dalam perjalanan menuju pengadilan, roh emasnya berbisik kepadanya tentang apa yang harus di katakannya nantinya.
“ Hakim yang terhormat, “ Katanya.
“ Orang ini menurutku terlihat seperti orang gila atau sedang mencari-cari alasan untuk menyiksa orang tanpa sebab. Aku memang mengenalnya, tapi cerita ini tidak ada hubungannya dengan kejadian di rumahku,” lanjut Abdul malik. Bay-akal kemudian dimasukkan kepenjara orang gila untuk disembuhkan. Darwis-darwis telah pulih kembali dengan ilmu-ilmu mereka. Dan tak seorang pun percaya cerita yang menakjubkan semacam itu bahwa seorang manusia dapa berubah menjadi emas, apa lagi setiap hari, tidaklah mungkin. Namun dalam segala ketidak percayaan tersebut, selama bertahun-tahun, Abdul Malik memukul roh itu yang sesungguhnya adalah dirinya sendiri dan membagi-bagikan hartanya, kepada siapa saja yang membutuhkan.

Sumber dari Tabloid Nurani edisi 696

Tidak ada komentar:

Posting Komentar