Jumat, 18 Juli 2014

Hina Raja, Berhadiah Uang



Kisah Abunawas

Ada-ada saja yang dilakukan Abu Nawas untuk mendapatkan uang. Bukannya dengan bekerja keras, Abu Nawas malah menghina Raja Harun. Tentu saja raja marah, namun karena kecerdikan Abu Nawas, sang raja malah memberinya sekantung uang.
Setelah kematian ayahnya, Abu Nawas bagaikan tak bersemangat lagi dalam menjalani hidup. Berhari-hari ia meratapi kepergian ayahnya hingga tidak masuk kerja. Akibatnya Abu Nawas pecat dari tempatnya bekerja. Praktis setelah itu Abu Nawas tak mempunyai uang sama sekali. Padahal istri dan anak-anaknya  di rumah sangat membutuhkan uang tersebut untuk makan dan membeli barang-barang keperluan sehari-hari.
Kebetulan saat itu ia dipanggil oleh raja Harun Al Rasyid untuk menghadap. Rupanya sang raja ingin menawarkan pekerjan sebagai penghulu kepada Abu Nawas. Namun Abu Nawas tak menyukai sama sekali pekerjaan yang selama hidupnya di lakukan almarhum ayahnya itu. Abu Nawas bingung, di satu sisi ia ingin dapat uang banyak seketika, tetapi disisi lain ia tak menyukai tawaran dari raja Harun.
Ketika pengawal mengajaknnya ke istana, Abu Nawas berpura-pura gila. Ia mengambil sebatang pohon pisang  yang dibentuk menjadi seperti kuda-kudaan. Setelah itu ia tunggangi sambil berlari dari rumah ke makam ayahnya. “ Hal Abu Nawas, engkau dipanggil raja sekarang juga,” kata pengawal kerajaan dengan nada tinggi.
“ Tidak mau, lebih baik kamu cepat  ambil kudaku ini dan  kau mandikan di sungai,” jawab Abu Nawas sambil terus berlari-lari seperti anak kecil.
Hina Raja
Akhirnya pengawal membawa paksa Abu Nawas. Ketika menghadap raja, Abu Nawas juga masih berpura-pura gila. Setelah tiba di hadapan baginda raja, ia membuat pernyataan yang tidak masuk akal dan menghina raja Harun. “ Baginda , terasi itu berasal dari udang, dan udang itu adalah baginda,” kata Abu Nawas layaknya orang gila.
“ Kurang ajar kamu menghinaku,” ucap Raja Harun marah. Akhirnya, raja menyuruh pengawal untuk memukul Abu Nawas sebanyak 50 kali. Usai dipukul , Abu Nawas diusir keluar istana. Ketika sampai dipintu gerbang kerajaan, ia dicegat oleh penjaga pintu gerbang. “ Hai Abu Nawas, tempo hari ketika kamu hendak masuk ke kota ini kita telah sepakat mengadakan perjanjian. Jika engkau diberi hadiah                , engkau akan membagi separonya kepadaku, sekarang mana bagianku itu?” ucap penjaga.
“ apakah kau benar-benar menginginkan hadiah dari baginda yang diberikan kepadaku tadi?” kata Abu Nawas memastikan.
Ganti Rugi
Penjaga itu mengangguk. Tanpa pikir panjang, Abu Nawas langsung memukl penjaga itu sebanyak 25 kali pula. Karena tidak terima dengan perlakuan kasar dan sewenang-wenang  Abu Nawas, penjaga itupun melaporkan Abu Nawas ke baginda Raja. “ Hai Abu Nawas, benarkah kamu telah memukul penjaga pintu gerbang kerajaan ini?” kata raja Harun.
“ Ampun Tuanku, hamba hanya melaksankan kesepakan serta perjanjian yang telah hamba adakan sebelumnya  dengan penjaga pintu gerbang ini. Yaitu jika hamba diberi hadiah oleh baginda, hadiah tersebut akan kami bagi dua. Karena hamba menerima 50 kali pukulan, maka hamba pukul dia 25 kali,” jelas Abu Nawas.
Penjaga gerbang terpojok dengan penyataan Abu Nawas. Karena kedoknya terbuka di hadapan raja. Akhirnya penjaga gerbang mendapat hukuman pukul sebanyak 25 kali.
“ Baginda, hamba minta ganti rugi. Sebab jatah waktu istirahat hamba sudah hilang karena panggilan baginda. Padahal besok hamba harus mencari nafkah untuk keluarga hamba,” kata Abu Nawas
“ baiklah, aku akan memberikan Sekantung uang kepadamu karena kecerdasan otakmu,” kata raja Harun sambil tertawa. Bukan main gembiranya hati Abu Nawas mendapatkan uang yang banyak dalam waktu sekejab.01 les

Tidak ada komentar:

Posting Komentar