Rabu, 23 Juli 2014

Kisah ISTRI NABI IBRAHIM AS. SARAH





SARAH adalah istri salah satu dari rosul Ulul’Azmi yaitu Nabi Ibrahim A.S. yang merupakan wanita tercantik di zamannya dan paling bakti kepada Allah dan suaminya. Allah ta`ala menganugrahi kepadanya  nikmat yang bisa ia lihat dengan mata kepalanya & nikmat yang tetap berkahnya sepeninggalnya hingga waktu yang dikehendaki Allah Azza wa Jalla.
Dia dapat berbicara dengan para malaikat Allah dan para malaikat berbicara dengannya tentang kabar gembira yang membuatnya tertawa bahagia,
Hijrah Ke Mesir
Ibrahim semula hidup di Babil, Irak dan menikah dengan Sarah yang masih merupakan kerabat beliau. Sarah beriman kepada risalah Ibrahim, begitu pula keponakan beliau, Luth.
Ketika itu seluruh penduduk bumi adalah orang kafir yang tidak mengetahui agama & hanya mengetahui tuhan dalam bentuk bintang dan patung yang menguasai hati sebagian besar manusia, jadi tidak ada yang beriman kepada Allah selain Ibrahim Al Khalil, Sarah dan keponakan Ibrahim, Luth.
Ketika mereka pergi  ke Mesir karena di Palestina, tempat tinggal Ibrahim dilanda kekeringan dan paceklik, untuk itu Ibrahim bersama istrinya berangkat ke Mesir. Ketika keduanya tiba di Mesir, Ibrahim tahu bahwa penguasa Mesir adalah orang yang doyan perempuan. Oleh karena itu, Ibrahim mengkhawatirkan istrinya Sarah, lalu Ibrahim berkata kepada Sarah “Penguasa Mesir ini pasti akan bertanya kepadaku tentang dirimu, aku akan mnjawab bahwa engkau adalah saudara perempuanku, jadi jangan membantahku disisinya, karena di dunia ini tidak ada orang muslim selain aku dan engkau, dan sesungguhnya engkau adalah saudaraku di kitabullah”.
Setiba di  Mesir, salah seorang pejabat Mesir melihat Sarah, karenanya ia segera pergi  menghadap rajanya dan mengatakan kepada raja  “Paduka, ada seorang wanita telah datang ke Mesir ini dan ia hanya layak dimiliki orang seperti paduka, karena kecantikannya nyaris menutupi matahari di siang hari”
Wajah sang raja Mesir tersebut berbinar-binar mendengan perkataan pejabat itu, lalu berkata kepadanya “Pergilah dan bawa wanita itu kemari”
pejabat itu pun pergi ke tempat Ibrahim dan istrinya, dan berkata kepada Ibrahim “Sesungguhnya raja menyuruhku membawa wanita ini kepadanya”
Sarah kemudian berjalan dan masuk ke istana Mesir yang penuh dengan kilauan intan permata, Walau begitu ia tidak silau  dengan tahta dan kemewahan istana, gelas-gelas yang diletakkan, bantal-bantal sandaran yang disusun dan permadani-permadani mewah yang terhampar, matanya tidak menoleh tiang-tiang tinggi dan tembok-tembok yang menjulang, ia juga tidak peduli dengan para pelayan dan anak-anak istana yang berkeliling ke kanan dan ke kiri. Hati Sarah hanya tertuju kepada Allah, ia terus berhubungan dengan-Nya dengan damai dan tenang, hatinya penuh dengan keyakinan bahwa ia berada dalam pengawasan Allah, Tuhan semesta alam. Hati Sarah terus larut dalam dzikir kepada Allah, mulutnya tidak henti-hentinya menyanjung Allah dan tak berhenti berdzikir  sedetik pun. Seluruh panca indranya senantiasa menyatu hanya kepada Allah dan ia tahu bahwa dirinya termasuk hamba-hamba Allah yang salih. Ia pun tahu bahwa sebagai  istri nabi mulia disisi Allah, Allah tidak akan menelantarkannya.
Raja Mesir amat terpesona dengan kecantikan Sarah, dan seluruh tubuhnya merasakan gemetar  yang tidak tahu sebabnya, seakan-akan dia merasakan ketakutan yang amat sangat yang menyelimuti hati dan perasaannya. Sebenarnya Kegemetaran tersebut adalah  pringatan Ilahiyah. Lalu sang raja melihat Sarah untuk kedua kalinya dengan pandangan yang mengandung penghkhianatan. Dan kegemetaran lain muncul serta menyusup ke tulang hingga ke persendiannya terutama ketika setan berbisik kepadanya untuk mendekati sarah “Mendekatlah engkau kepada wanita tersebut”
Allah menjaga kesucian sarah
Raja Mesir tersebut kemudian mendekati sarah dan berusaha hendak menjamahnya, namun secara tiba-tiba seluruh tubuhnya menjadi kaku dan tak dapat berbuat apa-apa  ia merasa seperti ada kekuatan yang menghentikan nafas, gerakan tangannya dan hanya mulutnya saja yang dapat ia gerakkan. Hingga ketakutan menyelimuti hati sang raja dengan dahsyatnya, ia nyaris benar-benar  tidak tahu apa yang harus diperbuat.  Disisi lain, Sarah terus terhanyut dalam munajat hangat dengan Tuhannya, dan ia merasa ada sinar yang menyinari jiwanya, dan adanya ketenangan dan kedamaian dalam hatinya
Sarah pun berkata “Ya Allah, jika Engkau mengetahui aku beriman kepada-Mu dan rasulMu, serta Engkau tahu aku menjaga kemaluanku kecuali untuk suamiku, maka jangan kuasakan orang kafir ini kepadaku”
Sang raja Mesir pun berkata kepada Sarah “Hai perempuan, berdo’alah kepada tuhanmu agar Dia membebaskanku, aku berjanji tidak akan menganggumu dan tidak akan mengulangi perbuatanku ini”
Lalu Sarah berdo`a kepada Allah agar Dia melepaskan raja yang zhalim ini, dan seketika itu pula sang raja terbebas laksana terlepas dari ikatan tali yang amat kuat, namun setan kembali merayu sang raja agar ia mengulurkan tangannya kembali kepada sarah ia telah melanggar janjinya. Dan untuk kedua kalinya tangannya menjadi lumpuh dan ditarik dengan tarikan yang amat kuat, seketika itu pula sang raja berkata lagi kepada Sarah “Berdo`alah engkau kepada Tuhan yang engkau sembah, agar Dia melepaskanku dan aku benar-benar berjanji tidak akan mengulangi perbuatan keji ini” kemudian Sarah berdo`a lagi kepada Allah dan seketika itu pula sang raja terbebas kembali. Kejadian  itu terjadi dan berulang hingga beberapa kali, hingga akhirnya, sang raja benar-benar dibuat tidak berdaya. Sekujur badannya lumpuh layu, dan ia melihat Sarah dengan pandangan penuh harap, dan meminta belas kasihan dari Sarah, lalu sang raja berkata kepada Sarah dengan suara lirih “Hai perempuan, ampuni aku, dan berdo`alah kepada Tuhanmu agar Dia membebaskan aku, dan aku tidak akan mengulangi perbuatanku untuk selama-lamanya”
Ketika Sarah melihat keseriusan pada diri sang raja, maka iapun kembali berdo`a kepada Allah untuk membebaskan sang raja, dan dengan seketika sang raja terbebas dan tubuhnya menjadi normal kembali seperti sedia kala.
Sang raja berkata kepada Sarah dengan suara lirih “Hai perempuan, betapa taatnya Tuhanmu ketika engkau berdo`a untukku”
Sarah berkata kepada sang raja dengan penuh keyakinan iman “Dan engkau sendiri pun bisa begitu, jika engkau taat kepada Tuhan tersebut, niscaya Dia akan taat kepadamu”
Allahu akbar, Allah Maha besar, betapa agungnya kata-kata tersebut , “Sungguh, jika engkau taat kepada-Nya, niscaya Dia juga akan taat kepadamu” Allahu akbar, Allah Maha besar, jadi jujur bersama Allah akan menghasilkan kemukjizatan dan membuat orang bisa berkata penuh hikmah dan tepat. Sungguh betapa indahnya berhubungan dengan Allah.
Setelah kejadian itu, Raja mesir tersebut segera memanggil pejabat yang membawa Sarah kepadanya dan berkata “Keluarkan wanita ini dari hadapanku, karena engkau tidak datang kepadaku dengan membawa wanita melainkan setan” (syaikh Ibnu Hajar menjelaskan tentang hal ini “bahwa sebelum kedatangan islam, manusia sangat mendewa-dewakan jin, dan mereka berpendapat bahwa seluruh kejadian luar biasa yang terjadi adalah karena perbuatan jin). Kemudian sang raja menghadiahkan budak wanita bernama HAJAR kepada Sarah, dan setelah itu ia memerintahkan agar Sarah dan Ibrahim keluar dari negrinya

ooooOOOOOOoooo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar