Senin, 14 Juli 2014

Kisah NABI SHOLEH AS Bag 2




Allah Memberi Mukjizat Kepada Nabi Saleh A.S.

Nabi Saleh sadar bahwa tantangan kaumnya yang menuntut bukti darinya berupa mukjizat itu sebenarnya adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya dan mengikis habis kewibawaannya di mata kaumnya terutama para pengikutnya, bila ia gagal memenuhi tantangan tersebut. Kemudian Nabi Saleh membalas tantangan kaumnya dengan menuntut janji bila ia berhasil mendatangkan mukjizat, mereka akan mengikuti agama yang di bawa Nabi Saleh dan beriman kepadanya. Sesuai dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud berdoalah Nabi Saleh memohon kepada Allah agar memberinya suatu mukjizat untuk membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan tantangan kaumnya yang keras kepala itu. Ia memohon kepada Allah, agar dengan kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta betina yang dikeluarkannya dari perut sebuah batu karang besar yang terdapat di sisi sebuah bukit yang mereka tunjuk.
Maka sejurus kemudian dengan izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluar dari perutnya seekor unta betina. Dengan menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari perut batu besar itu berkatalah Nabi Saleh kepada kaumnya: " Inilah dia unta Allah, janganlah kamu ganggu dan biarkanlah ia mencari makanannya sendiri di atas bumi Allah, ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air minum dan kamu mempunyai giliran untuk mendapatkan minum bagimu dan bagi ternakmu juga dan ketahuilah bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya bila kamu sampai mengganggu binatang ini."
Kemudian berkeliaranlah unta di ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendapat gangguan. Dan ketika giliran minumnya tiba pergilah unta itu ke sebuah perigi yang diberi nama perigi unta dan minumlah sepuas hatinya. Dan pada hari-hari giliran unta Nabi Saleh itu datang minum tiada seekor binatang lain berani menghampirinya, hal itu menimbulkan rasa tidak senang para pemilik-pemilik binatang lain yang makin hari makin merasakan bahwa adanya unta Nabi Saleh di tengah-tengah mereka sebagai gangguan ibarat duri yang melintang di dalam kerongkong.
Dengan berhasilnya Nabi Saleh mendatangkan mukjizat yang mereka tuntut, gagallah usaha para pemuka kaum Tsamud untuk menjatuhkan kehormatan dan menghilangkan pengaruh Nabi Saleh, sebaliknya hal itu telah menambah tebal kepercayaan para pengikutnya dan menghilang banyak keraguan dari kaumnya. Maka mereka mereka mencari cara lain untuk menghasut pemilik-pemilik ternak yang merasa jengkel dan tidak senang dengan adanya unta Nabi Saleh yang merajalela di ladang dan kebun-kebun mereka serta ditakuti oleh binatang-binatang peliharaannya.
Unta Nabi Saleh Dibunuh
Akhirnya Kaum Tsamud mengadakan Persekongkolan untuk membunuh unta Nabi Saleh. Walaupun masih masih dibayangi oleh rasa takut akan azab yang diancamkan oleh Nabi Saleh bila untanya diganggu mereka tetap mempunyai keinginan kuat untuk melenyapkan binatang itu dari atas bumi. Sampai akhirnya muncullah secara tiba-tiba seorang janda bangsawan kaya raya yang membuat sayembara barang siapa saja yang dapat melenyapkan utan tersebut akan mendapatkan hadiah salah seorang dari putrinya.
Hadiah yang menggiurkan dari wanita itu telah berhasil mengundang dua orang lelaki bernama Mushadda' bin Muharrij dan Gudar bin Salif bersiap-siap melakukan pembunuhan terhadap unta Nabi Sholeh. Dengan bantuan tujuh orang lelaki lain bersembunyilah mereka di suatu tempat, di tempat yang biasa dilalui oleh unta dalam perjalanannya ke perigi tempatnya minum. Dan unta-unta yang tidak berdosa itu segera dipanah betisnya oleh Musadda' yang disusul oleh tikaman pedang pada perutnya oleh Gudar.
Dengan perasaan senang dan bangga pergilah para pembunuh itu ke ibu kota untuk menyampaikan berita matinya unta Nabi Saleh yang disambut sorak-sorai dan teriakan gembira dari kaum musyrikin. Mereka seolah-olah baru saja kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan yang gilang gemilang.

Dan Berkatalah mereka kepada Nabi Saleh: " Wahai Saleh! Untamu telah mati dibunuh, cobalah datangkan akan apa yang engkau katakan dulu tentang ancaman bila unta itu diganggu, jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang benar dalam berkata-kata."
Nabi Saleh menjawab: " Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau semua, akan tiba masanya azab yang telah Allah  janjikan dan telah aku sampaikan kepada kamu semua. Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat tantanganmu kepada-Nya karena Janji Allah tidak akan meleset. Kamu boleh berpesta dan bergembira ria selama tiga hari ini, kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari keempatnya. Demikianlah kehendak Allah dan taqdir-Nya yang tidak dapat ditunda atau dihalang."
Menurut sementara ahli tafsir bahwa Allah melalui rasul-Nya Nabi Saleh memberi waktu tiga hari itu untuk memberi kesempatan, kalau-kalau mereka sadar akan dosanya dan bertaubat minta ampun serta beriman kepada Nabi Saleh kepada risalahnya. Akan tetapi pada kenyataannya dalam tempoh tiga hari itu, mereka bahkan mengejek Nabi Saleh agar tidak perlu mengunggu waktu hingga tiga hari untuk membuktikan ucapannya.

Turunnya Azab Allah Yang Dijanjikan
Nabi Saleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa mereka akan didahului dengan tanda-tanda yaitu : pada hari pertama bila mereka terbangun dari tidurnya akan menemui wajah mereka menjadi kuning dan berubah menjadi merah pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih. Mendengar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaumnya kelompok sembilan orang yang merupakan kelompok pembunuh unta, merencanakan  pembunuhan atas diri Nabi Saleh sebelum datangnya azab yang diancamkan itu. Mereka merencanakan akan membunuh Nabi Sholeh pada malam hari, di saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas dendam dari keluarga Nabi Saleh, jika identitas mereka diketahui.
Ketika mereka datang ke tempat Nabi Saleh untuk melaksanakan rencana jahatnya di malam yang gelap-gulita dan sunyi-senyap, berjatuhanlah di atas kepala mereka batu-batu besar yang tidak diketahui dari arah mana datangnya dan seketika itu jatuhlah mereka bergelimpangan ditanah dalam keadaan tak bernyawa. Demikianlah Allah telah melindingi rasul-Nya dari perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang kafir.
Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah berangkatlah Nabi Saleh bersama para mukminin pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di Palestin, meninggalkan Hijir dan penghuninya. Kaum Tsamud akhirnya habis binasa ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang mengerikan.
----*****----

Tidak ada komentar:

Posting Komentar